Senin 15 Apr 2024 06:00 WIB

Kata Warga Soal Iran Serang Israel dan Potensi Perang Keduanya

Eskalasi konflik akibat serangan Iran ke Israel belum dapat dipastikan.

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Erdy Nasrul
Warga Iran turun ke jalanan mendukung negaranya menyerang Israel.
Foto: EPA-EFE/ABEDIN TAHERKENAREH
Warga Iran turun ke jalanan mendukung negaranya menyerang Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Pengamat berdebat sejauh mana serangan balasan Iran atas serangan udara Israel ke kantor konsulat Iran di Suriah menimbulkan kerusakan di Israel. Serta bagaimana balas dendam Iran tidak memicu perang yang lebih besar.

"Saya pikir Iran akan mempertimbangkan fakta Israel memiliki sistem anti-rudal multi-lapis yang sangat-sangat kuat dan mungkin mereka mempertimbangkan tidak akan menimbulkan banyak korban," kata mantan pejabat senior Mossad yang kini pengamat di Institute for National Security Studies Sima Shine, Ahad (14/4/2024).

Baca Juga

Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan Iran meluncurkan ratusan drone, rudal jelajah, dan balistik ke Israel. Namun sebagian besar berhasil dihalau di luar wilayah Israel.

Shine memperingatkan bila Iran berharap respons bungkam seperti serangan rudal ke pasukan Amerika Serikat (AS) setelah pembunuhan komandan Garda Revolusi Qassem Soleimani pada 2020, "Saya kira Israel tidak melihat dengan cara ini."

Pada Sabtu (13/4/2024) Garda Revolusi Iran menyita kapal kargo MSC Aries yang memiliki hubungan dengan Israel di Selat Hormuz, salah satu rute perdagangan energi terpenting dunia. Penyitaan ini menunjukkan meluasnya konflik akan menimbulkan resiko pada perdagangan global.

Sejumlah penerbangan dari beberapa negara di kawasan dibatalkan dan harga-harga saham di bursa Israel dan negara-negara Arab Teluk jatuh.

Perang Israel di Gaza sudah menyebar ke beberapa front seperti Lebanon, Suriah, Yaman dan Irak. Hizbullah yang didukung Iran menembakan roket ke pangkalan Israel. Israel mengatakan mereka membalasnya dengan menyerang lokasi Hizbullah di dalam wilayah Lebanon.

Houthi yang didukung Iran juga menembakan rudal ke kapal-kapal komersial yang memiliki hubungan dengan Israel di Laut Merah. Kelompok yang berbasis di Yaman itu mengatakan serangan-serangan itu bagian dari solidaritas pada rakyat Palestina di Gaza. Houthi juga menyebut serangan Iran sah.

Ketidakpuasan masyarakat dan tekanan internasional atas perang di Gaza menjadi latar keputusan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas respons pada serangan Iran.

Selama bertahun-tahun Netanyahu mendorong sikap militer yang lebih keras terhadap Iran. Ia mendesak AS mengambil tindakan yang lebih tegas atas program nuklir Iran dan dukungan Teheran pada Hizbullah, Hamas dan kelompok-kelompok lain di kawasan.

Walaupun serangan Iran menjadi serangan langsung pertama negara lain ke Israel dalam tiga dekade. Tapi suasananya sangat berbeda dibandingkan serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu.

"Saya pikir kami telah diberi izin untuk merespons sekarang. Maksud saya, ini adalah serangan besar dari Iran, saya membayangkan Israel akan merespons dan mungkin akan selesai dengan cepat dan kembali ke kehidupan normal," kata salah satu warga Israel Jeremy Smith.

Stasiun televisi pemerintah Iran menunjukkan pertemuan kecil di beberapa kota untuk merayakan serangan tersebut. Namun beberapa warga Iran khawatir dengan tanggapan Israel.

"Iran memberi Netanyahu kesempatan emas untuk menyerang negara kami. Namun kami, rakyat Iran, akan menanggung beban dari konflik ini," kata Shima, seorang perawat berusia 29 tahun, dari Teheran.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement