Senin 15 Apr 2024 16:06 WIB

Doa untuk Menyembuhkan Stres, Kesedihan, Kecemasan, dan Depresi

Stres, kesedihan, kecemasan, dan depresi, dapat dikurangi dengan memperbanyak berdoa.

Rep: mgrol151/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi berdzikir dan berdoa.
Foto: ANTARA/Basri Marzuki
Ilustrasi berdzikir dan berdoa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kecemasan dan depresi adalah dua tantangan yang sering kali menjadi bagian dari perjalanan manusia. Tidak ada yang terkecuali dari kemungkinan mengalami masa-masa sulit ini dalam hidup mereka.

Setiap manusia menghadapi tantangan yang berbeda dalam hidup mereka. Kecemasan bisa muncul sebagai respons alami terhadap tekanan atau ketidakpastian, sementara depresi seringkali terkait dengan perasaan sedih yang mendalam dan kehilangan minat pada kegiatan sehari-hari. 

Baca Juga

Pengalaman ini dapat menghasilkan perasaan terisolasi dan terjebak dalam siklus negatif.

Namun, melalui kesadaran dan penerimaan akan kondisi mereka, manusia dapat mulai memahami dan mengatasi kecemasan serta depresi.

Umat Muslim meyakini bahwa Allah adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Namun, mereka juga meyakini bahwa Allah menguji hamba-Nya dengan berbagai cobaan, termasuk kecemasan dan ketakutan.

وَلَـنَبۡلُوَنَّكُمۡ بِشَىۡءٍ مِّنَ الۡخَـوۡفِ وَالۡجُـوۡعِ وَنَقۡصٍ مِّنَ الۡاَمۡوَالِ وَالۡاَنۡفُسِ وَالثَّمَرٰتِؕ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيۡنَۙ‏

Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah: 155).

Melalui ayat tersebut Allah memberikan petunjuk bahwa setiap umat Muslim yang mendapatkan cobaan dari Allah, kemudian ia bersabar menghadapi ujian tersebut maka akan mendapatkan kabar gembira berupa hasil dari kesabarannya.

Umat Muslim juga bisa mengamalkan doa berikut ketika dihadapi oleh situasi cemas, stress, dan depresi. 

اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وَابْنُ أَمَتِكَ نَاصِيَتِي بِيَدِكَ مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ عَدْلٌ فِي قَضَاؤُكَ أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي وَنُورَ صَدْرِي وَجِلَاءَ حُزْنِي وَذَهَابَ هَمِّي

Allahumma inni abduka wa ibnu abdika wa ibnu amatika, aasiyati biyadika, maadhin fiyya hukmuka adlun fii  qadhaa'uka, as'aluka bi killismin huwa laka , sammaita bihi nafsaka  aualamatahu ahadan min khalqika auanzaltahu fi kitaabika au ista'tharta bihi fi ilmi alghaibi indaka, antajala al-Qur'ana rabi'a qalbi wa nuura shadrii wa jilaa'a huznii wa dzahaba hammi.

Ya Allah, aku ini hamba-Mu, anak dari hamba-Mu yang laki-laki, anak dari hamba-Mu yang perempuan. Jambulku ada di tangan-Mu, takdir-Mu berlaku atas diriku, dan keputusan-Mu terhadap aku adil. Aku memohon kepada-Mu dengan setiap nama-Mu, agar Engkau menamai diri-Mu, diajarkan kepada salah satu ciptaan-Mu, diturunkan dalam Kitab-Mu, atau disimpan secara eksklusif pada ilmu gaib bersama-Mu, agar menjadikan Al-Qur'an sebagai sumber hatiku, yang ringannya dadaku, terhapusnya kesedihanku, dan apa yang menghilangkan kekhawatiranku, maka Allah akan menghilangkan kekhawatiran dan kesedihan mereka dan menggantinya dengan kelegaan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement