Senin 15 Apr 2024 16:18 WIB

Pemprov DKI Prediksi Jumlah Pendatang ke Jakarta Menurun

Penurunannya disebut bisa mencapai 10-15 ribu orang.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Ani Nursalikah
Sejumlah penumpang kereta api berjalan keluar setibanya di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Sabtu (13/4/2024). PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 Jakarta memperkirakan sekitar 44.000 hingga 46.000 penumpang kereta api jarak jauh turun di area Daop 1 Jakarta pada puncak arus balik Lebaran 2024 yang dimulai pada 13-15 April 2024.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah penumpang kereta api berjalan keluar setibanya di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Sabtu (13/4/2024). PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 Jakarta memperkirakan sekitar 44.000 hingga 46.000 penumpang kereta api jarak jauh turun di area Daop 1 Jakarta pada puncak arus balik Lebaran 2024 yang dimulai pada 13-15 April 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memprediksi jumlah pendatang pada momentum arus balik akan turun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Salah satu faktor yang yang membuat orang sudah enggan ke Jakarta adalah karena saat ini pembangunan mulai merata di berbagai daerah.

Kepala Dinas Pendudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta Budi Awaludin menilai, pendatang baru pada tahun ini akan menurun. Tak tanggung-tanggung, penurunannya disebut bisa mencapai 10-15 ribu orang.

Baca Juga

"Insya Allah jumlah penduduk pendatang pada arus balik mudik ke DKI Jakarta tahun 2024 akan turun, diprediksi sebesar 10 ribu sampai 15 ribu orang," kata dia, Senin (15/4/2024).

Menurut dia, ada beberapa faktor yang membuat penurunan jumlah pendatang ke DKI Jakarta. Salah satunya, secara umum pembanguan infrastruktur kini sudah mulai merata di beberapa daerah.

Selain itu, perekonomian nasional yang sudah membaik. Alhasil, pemerataan lapangan kerja saat ini sudah banyak pilihan di seluruh Indonesia.

Meski begitu, Budi tetap mengimbau warga Jakarta yang merayakan Idul Fitri di kampung halaman agar saat tidak membawa sanak saudara atau kerabat saat kembali. Apalagi, orang yang tanpa ada jaminan tempat tinggal dan tempat kerja yang layak di Jakarta.

"Warga yang ingin mencoba datang ke Jakarta dengan beberapa alasan lainnya agar secara sadar untuk dapat mempersiapkan diri, seperti keahlian atau skill dengan jaminan kerja dari pemberi kerja serta tempat tinggalnya jika menetap di Jakarta nantinya," kata dia.

Ia menambahkan, Pemprov DKI Jakarta akan terus berupaya menekan kepadatan penduduk. Salah satunya melalui program penataan administrasi kependudukan, yang mengharuskan pemilik KTP DKI Jakarta sesuai dengan domisilinya.

"Jangan sampai nanti hanya datang mengubah KTP-nya menjadi KTP Jakarta dan kemudian kembali lagi ke daerah asalnya," kata dia.

Berdasarkan tren jumlah pendatang pascalebaran/arus balik mudik selama empat tahun terakhir, pendatang yang masuk ke Jakarta selalu di atas angka 20 ribu orang. Pada 2020, ada 24.043 orang pendatang yang masuk ke Jakarta, pada 2021 ada 20.046 orang, pada 2022 ada 27.478 orang, dan pada 2023 ada 25.918 orang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement