Senin 15 Apr 2024 20:22 WIB

Bentrok TNI-Polri Kembali Terjadi, Dewan Ingatkan Bahaya Ego Sektoral

TNI-Polri diminta untuk melakukan reformasi di bidang SDM.

Red: Nashih Nashrullah
Kapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir dan Pangkoarmada III Laksda Hersan menggelar konferensi pers terkait kasus bentrok anggota TNI AL dengan oknum anggota Brimob di Mapolresta Sorong Kota, Ahad (14/4/2024) malam WIT.
Foto: Antara/Yuvensius Lasa Banafanu
Kapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir dan Pangkoarmada III Laksda Hersan menggelar konferensi pers terkait kasus bentrok anggota TNI AL dengan oknum anggota Brimob di Mapolresta Sorong Kota, Ahad (14/4/2024) malam WIT.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bentrok antara dua institusi penegak hukum kembali terjadi. Sejumlah personel Polisi Militer TNI AL (Pomal) Lantamal XIV/Sorong dengan anggota Brimob Polda Papua Barat Batalyon B Sorong pada Minggu (14/4) pagi sekitar pukul 09.30 WIT.

Bentrokan itu diduga kuat karena ada salah paham antara oknum anggota Brimob dan Pomal TNI AL di Pelabuhan Sorong, kemudian berdampak pada perkelahian antara sesama aparat. Akibatnya bentrokan itu, sejumlah personel kepolisian dan TNI AL mengalami luka-luka.

Baca Juga

Dampak lain dari bentrokan itu, sejumlah fasilitas ikut dirusak, seperti Terminal Pelabuhan Laut Sorong, Polsek KP3 Laut, Pos Lantas Drive Thru Kuda Laut, dan dua Pos Pengamanan Idul Fitri Polresta Sorong Kota di Jalan Yos Sudarso, Kampung Baru.

Anggota Komisi III DPR RI, I Wayan Sudirta, melihat bahwa konflik TNI dan Polri yang kerap terjadi tersebut merupakan salah satu contoh terjadinya ego sektoral, dimana semangat dalam organisasi TNI dan Polri yang memiliki jiwa korsa (esprit de corps) yang mengedepankan kesatuan, kekompakan, dan kecintaan terhadap institusi dengan rela berkorban.