REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Prof Tjandra Yoga Aditama tak sengaja menemukan satu kaus yang membawa ingatannya kembali ke tragedi tsunami di Serambi Mekkah pada 2004 lalu. Di mana, pria yang kini menjabat sebagai Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI itu pernah menjadi Ketua Tim Medis Republika Peduli Aceh.
Dia ingat, Tim Medis Republika Peduli Aceh dibentuk pada awal 2005 dengan misi turut membantu masyarakat yang terdampak tsunami pada Desember 2004. Saat itu, tim diatur untuk menuju ke tiga lokasi, yakni Bireun, Pidie, dan Lhokseumawe.
“Anggota tim pada dasarnya adalah para Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Paru karena saya dokter spesialis paru dan juga PPDS atau Dokter THT, yang kebetulan teman-teman istri saya yang dokter spesialis THT,” kata Tjandra sembari mengingat masa-masa itu, Senin (15/4/2024).
Sebelum menjadi Ketua Tim Medis Republika Peduli Aceh, dia sudah menginjakkan kaki di Bumi Iskandar Muda beberapa hari sesudah Tsunami, tepatnya di Rumah Sakit Zainoel Abidin, Banda Aceh. Ketika dia datang, seluruh rumah sakit dipenuhi lumpur hingga puluhan sentimeter dan hanya ada tiga atau empat dokter.
“Kemudian datang tim TNI yang membersihkan RS sehingga akhirnya sebagian datang digunakan, walaupun tim kesehatan luar negeri banyak yang membuka tenda kesehatan di halaman RS,” ucap Tjandra.
Ketika itu laporan kegiatan dimuat secara berkala di Republika, termasuk jumlah kasus dan jenis penyakit yang ada. Semua klinik Republika selalu penuh didatangi oleh masyarakat setempat untuk mendapatkan penanganan medis.
“Dan harus diingat juga bahwa ketika itu suasana keamanan Aceh belumlah kondusif. Saya juga membuat sebuah buku tentang aspek kesehatan Tsunami, tapi sayang sudah tidak ketemu arsipnya lagi,” tutur dia.
Sama seperti buku tersebut, Tjandra tak dapat menemukan jejak elektronik pemberitaan yang terus dilakukan Republika saat itu. Tapi, satu hal yang dia pastikan, upaya kala itu menjadi salah satu bukti Republika sudah sejak puluhan tahun yang lalu mengabdi ke masyarakat dan bangsa.
“Ini salah satu bukti bahwa Republika sudah sejak puluhan tahun yang lalu mengabdi ke masyarakat dan bangsa,” kata dia.
Tak lama setelah mengingat semua itu, dia memutuskan untuk mengenakan kaus berwarna putih kekuningan dengan bordir tulisan "Tim Medis Republika" di atas kantong di dada kiri dan "Peduli Aceh" di dada kanan itu. Kaus jenis polo berlengan pendek itu tampak masih pas dia kenakan, sama seperti yang pernah dia kenakan 20 tahun lalu.
“Di masa lebaran 2024 ini kita lihat di TV bahwa warga berziarah ke kuburan massal korban tsunami. Semoga yang wafat ketika tsunami Aceh tahun 2004 mendapat tempat mulia di sisi Allah SWT,” tutup Tjandra.