Senin 15 Apr 2024 20:59 WIB

Pertamina Jamin Stabilitas Harga BBM Setelah Serangan Iran ke Israel

Pertamina telah ambil kebijakan menahan tarif BBM meski biaya produksi naik.

Petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Pertamina jamin harga BBM tidak naik.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Pertamina jamin harga BBM tidak naik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan menjamin stabilitas harga bahan bakar minyak (BBM) pascaserangan Iran ke Israel pada Sabtu (13/4), yang dikhawatirkan akan menyebabkan meroketnya harga minyak mentah dunia.

"Kecenderungan harga minyak mentah naik, namun kami tetap memastikan pasokan BBM nasional dalam kondisi aman. Kami juga komitmen menjaga harga BBM domestik tetap stabil agar tidak berdampak pada inflasi dan daya beli masyarakat," ujar Riva di Jakarta, Senin (15/4/2024).

Baca Juga

Untuk sisi harga, kata dia, Pertamina telah mengambil kebijakan menahan tarif BBM sekali pun biaya produksi mengalami peningkatan seiring naiknya harga minyak mentah dunia. Hal ini merupakan arahan dari pemerintah untuk menahan harga BBM hingga paruh pertama 2024.

"Sebagai perusahaan negara, kami mendukung upaya pemerintah menjaga perekonomian nasional lebih stabil dan kondusif," kata dia.

Lebih lanjut, Riva menegaskan pihaknya bakal menjamin kestabilan stok BBM, terutama pada Hari Raya Idul Fitri 2024, di mana peningkatan konsumsi BBM menjadi sebuah keniscayaan akibat adanya arus mudik dan arus balik.

Dia mengatakan pasokan BBM tersedia jauh lebih tinggi untuk mengantisipasi lonjakan permintaan selama arus mudik maupun arus balik Lebaran 2024. Misalnya untuk ketahanan stok Pertalite di level 20 hari, Pertamax 41 hari, Pertamax Turbo 58 Hari, solar dan biosolar 22 hari, Pertamina Dex 70 hari, serta avtur 41 hari.

"Penambahan stok selama masa Satgas RAFI telah disiapkan sejak Satgas Natal dan Tahun Baru untuk memastikan kebutuhan nasional terpenuhi dengan baik," ujar Riva Siahaan.

Pada lain kesempatan, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengakui harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) berpotensi menyentuh angka 100 dolar AS per barel sebagai dampak dari konflik antara Iran dan Israel.

Sebelum konflik antarnegara Timur Tengah itu pecah, kata Tutuka, harga minyak mentah sudah meningkat 5 dolar AS per barel per bulan sejak Februari 2024.

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement