REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi menjadi negara ketiga di dunia dengan durasi tidur paling sedikit. Hal ini disampaikan oleh Konsultan Pengobatan Tidur di King Fahd Medical City, Dr Mana Al Shahrani.
Dalam diskusi di Al Ekhbariya TV, yang dikutip Gulf News, Senin (15/4/2024), Dr Al Shahrani menyoroti masalah kurang tidur yang lazim terjadi di kalangan orang Arab Saudi, yang biasanya hanya tidur 6 hingga 7 jam per malam.
Al Shahrani menyarankan untuk tidak melakukan aktivitas yang membuat individu tetap terjaga selama 24 jam. Ini penting dilakukan untuk mengatur ulang pola tidur setelah Ramadhan, yang memang telah menjadi perilaku umum di kalangan orang Arab Saudi.
Dia menjelaskan, kurang tidur secara terus-menerus berdampak buruk bagi kesehatan fisik, yang sebanding dengan dampak konsumsi alkohol. Dia menekankan pentingnya menyesuaikan jadwal tidur secara bertahap daripada melakukan tindakan yang terlalu drastis.
Al Shahrani juga memperingatkan terhadap penggunaan obat tidur sebelum dibutuhkan. Dia menyarankan bahwa perubahan perilaku harus menjadi tindakan pertama demi kesehatan tubuh.
Adapun pengobatan yakni dengan obat tidur bisa dilakukan tapi hanya jika diperlukan. Penggunaan obat tidur ini harus dianggap hanya sebagai upaya terakhir dan digunakan dalam dosis rendah untuk jangka waktu singkat.
Sebuah studi yang dilakukan menggunakan aplikasi “Sleep” menyebutkan bahwa sejumlah negara di dunia memiliki durasi tidur paling pendek yaitu rata-rata hanya 6,5 jam per hari. Negara pertama dengan waktu tidur paling sedikit adalah Jepang, lalu Korea Selatan, Arab Saudi, Filipina, kemudian Malaysia.
Secara global, rata-rata durasi tidur adalah 7 jam 12 menit. Sebaliknya, penduduk Selandia Baru menikmati durasi tidur terlama, dengan rata-rata 7 jam 40 menit per hari.
Sumber: gulfnews