Selasa 16 Apr 2024 07:32 WIB

Dokter Ingatkan Jangan Berkendara Lebih dari Delapan Jam

Lakukan peregangan ringan setiap dua jam selama berkendara agar tak kelelahan otot.

Pemudik beristirahat di bahu jalan tol di kawasan Gerbang Tol Cikampek Utama, Jawa Barat, Sabtu (6/4/2024) dini hari. Dokter menyarankan tidak berkendara selama delapan jam untuk Cegah kelelahan otot.
Foto: Republika/Prayogi
Pemudik beristirahat di bahu jalan tol di kawasan Gerbang Tol Cikampek Utama, Jawa Barat, Sabtu (6/4/2024) dini hari. Dokter menyarankan tidak berkendara selama delapan jam untuk Cegah kelelahan otot.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter gizi klinik dr Raissa Edwina Djuanda mengingatkan mengemudikan kendaraan terutama di tengah kondisi lalu lintas yang padat pada libur Lebaran saat ini tak boleh lebih dari delapan jam. Pengemudi diimbau untuk melakukan peregangan untuk mencegah kelelahan otot.

"Idealnya Anda berbagi tugas dalam mengemudi. Tentukan lokasi perhentian yang nyaman untuk istirahat," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Senin (15/4/2024).

Baca Juga

Raissa yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) cabang DKI Jakarta itu kemudian menyarankan pengemudi melakukan peregangan ringan setiap dua jam sekali. Peregangan, imbuh dia bisa dilakukan selama 10-15 menit untuk mencegah kelelahan otot.

Kemudian, setiap empat jam sekali, pengemudi dapat beristirahat terlebih dahulu, semisal di tempat pemberhentian yang tersedia di jalur mudik. "Konsumsi makan ringan dan minuman sehat, renggangkan tubuh, kunjungi toilet, serta cuci muka agar lebih segar," kata dia.

Raissa menyarankan pengemudi harus mendengarkan tubuhnya. Jika tubuh merasa lelah dan mengantuk atau tidak fokus, maka sebaiknya segera istirahat dan jangan memaksakan diri.

"Sebaiknya prioritaskan keselamatan diri dan penumpang lain," tutur dia yang berpraktik di RS Pondok Indah – Puri Indah itu.

Kemudian, terkait minuman berenergi, Raissa tak menyarankan pengemudi yang berada dalam kondisi kelelahan meminumnya. Menurut dia, minuman ini hanya memberikan efek stimulasi sementara, bukan mengatasi kelelahan.

Selain itu, imbuh dia, mengonsumsi minuman berenergi saat kelelahan merupakan hal berbahaya karena dapat menutupi rasa kantuk dan membuat seseorang kurang waspada saat mengemudi.

Orang dengan kondisi medis tertentu, seperti diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung juga disarankan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter jika ingin mengonsumsi minuman berenergi.

Sementara itu, berkaitan dengan kiat mencegah penyakit setelah libur Lebaran, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyarankan masyarakat untuk mengendalikan makanan yang disantap terlebih bila sudah memiliki penyakit metabolik seperti diabetes, kolesterol tinggi, dan hipertensi. Selain itu, sebaiknya berhenti makan sebelum kenyang dan mengambil makanan yang ingin dinikmati saja.

Di samping tentang makanan, Dinkes juga mengingatkan masyarakat untuk tetap berolahraga teratur, minimal selama 30 menit dalam satu hari serta melakukan pemeriksaan kesehatan setiap enam bulan atau satu tahun sekali khususnya bagi mereka yang berusia 25 tahun ke atas.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement