Selasa 16 Apr 2024 10:26 WIB

Trump Jalani Sidang Uang Tutup Mulut untuk Bintang Film Porno

Jajak pendapat menunjukkan vonis bersalah akan mengganggu kemungkinan Trump menang.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Mantan Presiden Donald Trump hadir dalam sidang pengadilan di pengadilan pidana Manhattan, Kamis, (15/2/2024), di New York.
Foto: Brendan McDermid/Pool Photo via AP
Mantan Presiden Donald Trump hadir dalam sidang pengadilan di pengadilan pidana Manhattan, Kamis, (15/2/2024), di New York.

REPUBLIKA.CO.ID, MANHATTAN -- Donald Trump tiba di pengadilan Manhattan dalam sidang uang tutup mulut untuk bintang film porno. Kasus ini, diperkirakan akan membuat mantan Presiden Amerika Serikat (AS) menjalani sidang selama beberapa pekan dan memperumit upayanya kembali ke Gedung Putih.

Trump merupakan mantan presiden AS pertama yang menjalani sidang pidana. Ia diwajibkan menghadiri sidang di Manhattan yang dapat berlangsung sampai bulan Mei. Pemilihan juri diperkirakan butuh waktu sekitar satu pekan, kemudian diikuti kesaksian saksi.

Baca Juga

Polisi berjaga di depan gedung pengadilan yang sudah dibarikade sebelum sidang dimulai hari Senin (15/4/2024) pada pukul 09.30 waktu setempat. Helikopter membayangi iring-iringan yang membawa Trump dari apartemennya di Trump Tower.

Sejumlah pengunjuk rasa berkumpul di sekitar plaza di seberang jalan. Mereka membawa papan protes bertuliskan "LOSER" dan "sudah hukum saja Trump."

Sejumlah pakar hukum menilai, kasus ini yang paling tidak berdampak dari empat dakwaan pidana terhadap Trump. Tapi, satu-satunya yang dijamin akan diputuskan sebelum pemilihan presiden pada 5 November mendatang.

Trump sudah menyatakan dirinya tidak bersalah. Bila ia dinyatakan bersalah ia masih bisa maju dalam pemilih presiden, tapi jajak pendapat Reuters/Ipsos menunjukkan vonis bersalah akan mengganggu kemungkinan kemenangannya.

Pengusaha yang beralih menjadi politisi itu menjabat sebagai presiden dari 2017 sampai 2021. Trump menggunakan kehadiran di sidang-sidang sebelumnya untuk menarik pendukung dan mengklaim ia dipersekusi oleh musuh politiknya.

Jaksa penuntut Negara Bagian New York menuduh Trump memalsukan catatannya untuk menutupi pembayaran sebesar 130 ribu dolar AS di masa kampanye pemilihan presiden 2016. Uang ini digunakan sebagai uang tutup mulut pada Stormy Daniels mengenai hubungan seksual mereka di 2006. Trump membantah memiliki hubungan apapun dengan Daniels.

Ia tidak mengaku bersalah atas 34 tuduhan atas pemalsuan catatan bisnis dalam kasus yang diajukan Jaksa Distrik Manhattan Alvin Bragg ke pengadilan negara bagian New York. Pada tiga kasus lainnya ia dituduh tidak mengelola dengan benar informasi rahasia dan mencoba menggagalkan hasil pemilihan umum 2020 di mana ia kalah dari Presiden Joe Biden dari Partai Demokrat.

Ia menggambarkan semua kasus kriminalnya sebagai rencana Biden merusak kampanye pemilihan presidennya. "Akan ada argumen dari pembela ini proses hukum bermotif politik, dan bila mereka memiliki kejahatan nyata mereka harus membawa kejahatan nyata, dan justru mereka hanya memiliki sedikit bukannya mereka hanya memiliki catatan kecil di buku cek," kata mantan jaksa penuntut di kantor jaksa distrik Manhattan Adam Kaufmann.

Pada Senin pagi di media sosial Trump kembali mengulang klaimnya. Ia mengatakan Hakim Juan Merchan yang memimpin persidangan "sangat berkonflik." Bragg berpendapat kasus ini berkaitan dengan skema yang melanggar hukum untuk mengotori pemilu 2016 dengan mengubur skandal yang akan merugikan kampanye Trump.

Pengacara Trump mengatakan pembayaran kepada Daniels bukan merupakan kontribusi kampanye ilegal. Jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dirilis pekan lalu menunjukkan, hampir dua dari tiga pemilih menilai dakwaan dalam kasus ini serius.

Satu dari empat pemilih Partai Republik dan setengah independen mengatakan mereka tidak akan memilih Trump bila ia dinyatakan bersalah. Butuh beberapa hari untuk memilih juri di Manhattan yang dikuasai Partai Demokrat. Diikuti argumen pembukaan dan kesaksian saksi.

Daniels dan mantan pengacara Trump, Michael Cohen yang bersaksi ia memberikan uang pada Daniels, turut menjadi saksi dalam kasus ini. Trump mengatakan ia akan bersaksi untuk pembelaannya, langkah beresiko yang dapat membuat jaksa memeriksa kesaksiannya.

Jaksa penuntut mengatakan pembayaran kepada Daniels, yang bernama asli Stephanie Clifford, merupakan bagian dari skema "tangkap dan bunuh" yang lebih luas untuk menekan informasi yang tidak menyenangkan tentang Trump sebelum pemilihan, di mana ia mengalahkan Hillary Clinton dari Partai Demokrat.

Trump dituduh memalsukan pembayaran kepada Cohen sebagai biaya hukum bulanan dalam pembukuan perusahaan real estate yang berbasis di New York. Memalsukan catatan bisnis di New York merupakan tindak pidana yang dapat dihukum hingga empat tahun penjara, meskipun banyak terdakwa yang dihukum karena tuduhan itu dijatuhi hukuman denda atau masa percobaan.

Pengacara Trump mengatakan pembayaran pada Cohen tahun 2017, saat ia menjabat presiden merupakan pembayaran jasa hukum. Trump menyebut Cohen sebagai "pembohong berantai" dan pengacara-pengacara mantan presiden diprediksi akan menyerang kredibilitas Cohen.

Pada 2018 lalu Cohen mengaku bersalah melanggar hukum pendanaan kampanye. Meski jaksa federal yang mengajukan kasus itu tidak mendakwa Trump. Pekan lalu pengacara Trump mengajukan tiga tawaran di menit-menit terakhir untuk menunda persidangan. Semuanya ditolak oleh hakim.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement