Selasa 16 Apr 2024 10:05 WIB

Soal Ajakan Gabung Koalisi, Nasdem: Keseimbangan Politik Harus Tetap Dijalankan

Ketua DPP Nasdem sebut keseimbangan politik harus tetap dijalankan di pemerintahan.

Rep: Eva Rianti/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya. Ketua DPP Nasdem sebut keseimbangan politik harus tetap dijalankan di pemerintahan.
Foto: Republika/Febryan A
Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya. Ketua DPP Nasdem sebut keseimbangan politik harus tetap dijalankan di pemerintahan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengajak seluruh partai politik (parpol) untuk berkoalisi dengan pemerintah nantinya. Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasdem Willy Aditya mengatakan, fatsun (etika) politik demokrasi itu adalah check and balance, memang oposisi secara letterlijk itu cuma dikenal dalam sisten parliamentary adalah partnership lawan dalam berkontestasi.

"Itu yang harus kita lihat, jadi demokrasi akan sehat ketika ada yang kemudian check and balance itu sendiri," kata Willy di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Senin (15/4/2024).

Baca Juga

Saat disinggung mengenai rekonsiliasi dengan kubu Prabowo-Gibran yang jadi pemenang Pilpres 2024 versi KPU, Willy menekankan jika itu terjadi bukanlah soal pembagian kursi. 

"Rekonsiliasi bukan berarti bagi-bagi kursi, bagi-bagi jabatan, rekonsiliasi itu adalah sebuah proses yang kita lakukan dalam 3 layer, low layer, middle layer, high layer. Dengan silaturahmi satu sama lainnya itu menunjukkan silaturahmi antara high level untuk memberikan kabar 'hei kami baik-baik saja', nah tapi kita jarang sekali membangun sebuah proyek rekonsiliasi di level middle dan level low," jelasnya. 

Saat ditekankan mengenai sikap Nasdem akan menjadi koalisi atau oposisi, Willy pun tidak menjawabnya dengan gamblang. Dia hanya menekankan bahwa keseimbangan politik mesti dijalankan. 

"Check and balances harus berjalan untuk kemudian pemerintah bisa berjalan secara efektif, itu ketika ada dinamika baik dinamika di DPR, dinamika di civil society, jangan hanya yang kemudian menjadi oposisi ya parlemen jalanan. Itu yang harus kita lihat," tuturnya.

Sebelumnya diketahui, Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengajak seluruh partai politik untuk kembali bersatu atau rekonsiliasi ke dalam koalisi pemerintahan ke depan. Menurut dia, filosofi demokrasi di Indonesia tidak mengenal oposisi.

Pasalnya, bangsa ini menganut asas demokrasi gotong royong. Karena itu, menurut Bamsoet, proses periksa dan timbang (check and balance) dapat dilakukan tanpa oposisi, yakni melalui mekanisme sistem hukum ketatanegaraan yang ada.

"Musyawarah untuk mufakat menjadi ciri khas berdemokrasi di Indonesia. Kita ingin membangun sebuah demokrasi gotong royong. Ini adalah momentum yang tepat untuk kita semua para elite politik mengakhiri dan menutup celah adu domba sesama anak bangsa atas nama demokrasi, namun mengancam keutuhan bangsa," kata Bamsoet di Jakarta, Jumat (12/4/2025).

Bamsoet mengingatkan kepada politikus agar tidak membawa perasaan yang berlarut-larut karena dunia politik ibarat sebuah permainan. Ketika sebuah permainan usai, sambun dia, semua pemain juga harus kembali bersatu.

"Di dunia politik dikenal no hard feeling, jangan mudah sakit hati, karena sesungguhnya politics is the games. Kemenangan dan kekalahan merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Dalam politik, kita bisa mati berkali-kali dan hidup berkali-kali," ujar Bamsoet.

Dia menyampaikan hal itu usai menghadiri gelar griya (open house) di kediaman Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Rosan Roeslani di Jakarta, Kamis (11/4/2024) malam WIB. Pada kesempatan itu, Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Arsjad Rasjid turut hadir.

Bamsoet pun berharap, pertemuan Rosan Roeslani dan Arsjad Rasjid dapat menjembatani partai politik yang mendukung Prabowo serta partai politik yang mendukung Ganjar untuk bersatu. Dia ingin kedua kubu itu bergabung dalam pemerintahan ke depan.

"Akhirnya dua sahabat bersama kembali setelah beberapa lama berada dalam dua kubu yang berbeda. Saya berharap pertemuan keduanya bisa menjembatani dua kubu yang bertarung pada Pilpres 2024 untuk bersatu dalam koalisi besar pemerintahan Presiden Prabowo," ujar Bamsoet.

Dia juga berharap semua partai politik yang bertarung pada Pemilu 2024 dan masuk di dalam parlemen bisa bergabung ke dalam koalisi pemerintah. Tujuannya agar pemerintahan Prabowo-Gibran bisa berjalan lebih baik dan efektif.

"Sekali lagi saya menegaskan, mendukung penuh jika presiden terpilih Prabowo Subianto merangkul semua partai politik untuk masuk dalam koalisi. Para pemimpin partai politik pun mau untuk bergabung dan menyatukan langkah dengan pemerintahan yang baru agar lebih mudah dalam mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia," ucap.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement