REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Kepala militer Israel mengatakan negaranya akan merespon serangan Iran yang melibatkan ratusan drone, rudal balistik dan jelajah. Letnan Jenderal Herzi Halevi mengatakan Israel masih mempertimbangkan untuk merespon serangan akhir pekan lalu.
Di pangkalan udara militer Nevatim, Senin (15/4/2024) Halevi mengatakan serangan rudal dan drone Iran "akan bertemu dengan sebuah respon." Israel mengatakan Navetim mengalami sedikit kerusakan dalam serangan Iran.
Saat ini Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sedang membahas kemungkinan respon dengan pejabat-pejabat tingginya. Sementara itu pemimpin dunia mendesak Israel tidak membalas serangan Iran.
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan "semua pihak harus menahan diri" untuk menghindari spiral kekerasan di Timur Tengah. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Paris akan mencoba "menyakinkan Israel kami tidak boleh meresponnya dengan meningkatkan ketegangan."
Di media sosial X, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi mengatakan ia berbicara dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian. Retno mengatakan ia menyampaikan keprihatinannya atas situasi yang mengkhawatirkan di Timur Tengah dan menyerukan kepada semua negara terkait untuk menahan diri dan meredakan situasi.
"Saya juga berkomunikasi dan bertukar pesan dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Yordania, Mesir, UEA (Uni Emirat Arab), Turki, Belanda, dan Jerman. Saya mendorong semua pihak untuk menggunakan pengaruh mereka untuk menyerukan penahanan diri dan meredakan situasi," katanya.
Serangan Ahad (14/4/2024) lalu menjadi serangan pertama Iran ke wilayah Israel, meski dua negara sudah bermusuhan sejak revolusi 1979. Iran membalas serangan udara Israel ke kantor konsulat Iran di Suriah yang menewaskan tujuh perwira termasuk dua jenderal Garda Revolusi pada 1 April lalu.
Juru bicara militer Israel mengatakan, 99 persen tembakan drone dan rudal Iran berhasil dihalau. Situasi keamanan Timur Tengah semakin memanas sejak serangan Israel ke Gaza. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan Israel ke kantong pemukiman Palestina itu sudah menewaskan 33.700 orang.