REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti mengatakan bentrok antara oknum anggota Pomal TNI AL dan oknum anggota Brimob di Sorong, Papua Barat Daya, harusnya bisa dicegah jika masing-masing pihak menahan diri. Informasi yang diperoleh Kompolnas, kata Poengky, insiden tersebut diawali dengan kesalahpahaman, kemudian diperburuk dengan adanya jiwa korsa (l'esprit de corps) dari masing-masing anggota yang terlibat yang kebablasan.
"Padahal, bentrokan ini seharusnya dapat dicegah dan dapat diselesaikan dengan baik jika tidak ada jiwa korsa yang kebablasan," kata Poengky dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (16/4/2024).
Oleh karena, lanjut Poengky, masyarakat pasti berharap akan mendapatkan perlindungan dari aparat TNI dan Polri, tetapi yang terjadi malah keduanya terlibat bentrok. "Ironis mereka (TNI dan Polri) yang seharusnya melindungi masyarakat malah bentrok sendiri," ujarnya.
Poengky menyebut, dari sisi Kompolnas melihat masalah ini adalah masalah individual dan tidak ada kaitannya dengan institusi. "Kami optimistis sinergitas TNI/Polri tidak akan terganggu. Kompolnas akan terus memantau penanganan kasus ini," katanya.
Usai bentrokan terjadi, pihaknya sedang berkomunikasi dengan Kapolda dan Wakapolda Papua Barat untuk mendapatkan informasi faktual di lapangan dan update penanganannya. Kompolnas mengapresiasi Polda Papua Barat telah bergerak cepat menyelesaikan masalah tersebut.
"Kompolnas mengharapkan semua pihak menahan diri (cooling down). Bentrokan yang diikuti dengan sweeping dan perusakan pos-pos pengamanan telah memunculkan keresahan masyarakat," kata Poengky mengingatkan.
Namun, kata dia, pimpinan masing-masing institusi sudah meminta maaf kepada masyarakat atas kejadian tersebut, kemudian memerintahkan kepada seluruh anggota untuk menahan diri. "Seluruh anggota wajib taat pada perintah pimpinan. Jangan sampai ada yang coba-coba membangkang," katanya.
Selain itu, pihaknya berharap inspektorat kedua institusi selaku pengawas internal dapat segera melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dan memproses hukum anggota-anggota yang harus bertanggung jawab. Diduga kuat terjadi salah paham antara oknum anggota Brimob dan Pomal TNI AL di Pelabuhan laut Sorong, Ahad (14/4/2024), kemudian berdampak pada perkelahian antara sesama aparat. Akibatnya, sejumlah personel kepolisian dan TNI AL mengalami luka-luka.