REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak bisa dipungkiri setan mengisi sebagian pikiran manusia. Terlebih dengan adanya tayangan-tayangan yang mempertontonkan tema horor dengan menampilkan wujud setan.
Namun, sebenarnya bagaimana wujud setan dalam pandangan Islam? Apakah setan buruk rupa atau punya tampilan yang enak dipandang?
Ibnu Qayyim menyebutkan dalam bukunya Shawa'iq, bahwa apa yang dimaksud dengan setan itu "jamiil" (punya rupa yang baik) adalah ketika bersama para malaikat dan sibuk dengan ketaatan kepada Allah. Ketika setan durhaka, Allah menjadikan penampilan setan buruk sebagai representasi untuk segala sesuatu yang jelek.
Hal itu sebagaimana firman Allah SWT:
طَلْعُهَا كَاَنَّهٗ رُءُوْسُ الشَّيٰطِيْنِ
"Mayangnya seperti kepala-kepala setan." (QS. As-Saffat ayat 65)
Setan memiliki kemampuan untuk muncul dalam berbagai bentuk, seperti wujud manusia, hewan, atau burung. Ibnu Taimiyyah menyatakan dalam kitab Majmu' al-Fatawa:
والجن يتصورون في صور الإنس والبهائم، فيتصورون في صور الحيات والعقارب وغيرها، وفي صور الإبل والبقر والغنم والخيل والبغال والحمير، وفي صور الطير، وفي صور بني آدم كما أتى الشيطان قريشاً في صورة سراقة بن مالك بن جعشم لما أرادوا الخروج إلى بدر.
"Jin dapat berubah menjadi bentuk manusia dan hewan, berubah menjadi bentuk ular, kalajengking, dan lainnya. Berubah menjadi bentuk unta, sapi, kambing, kuda, bagal, dan keledai. Berubah menjadi bentuk burung, dan berubah menjadi bentuk manusia, seperti ketika setan muncul kepada suku Quraisy dalam wujud Suraqah bin Malik bin Ja'syam ketika mereka ingin pergi ke Perang Badar."
Diriwayatkan dari Abu ad-Darda...