REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) memperingati 10 tahun insiden tragis kapal feri Sewol yang menewaskan lebih dari 300 orang. Acara peringatan ini diselenggarakan di seluruh Korea Selatan pada Selasa (16/4/2024).
Peringatan itu dimulai dengan upacara peringatan lepas pantai di dekat Pulau Jindo, Jeollanam-do, lokasi kecelakaan tragis tersebut. Sebanyak 90 anggota keluarga korban dan lainnya menaiki kapal di Pelabuhan Mokpo, berlayar menuju lokasi bencana.
Dalam upacara tersebut, mereka akan memanggil nama 250 pelajar korban satu per satu, berdoa dalam hati dan memberikan penghormatan untuk mereka yang tewas. Setelah upacara lepas pantai, anggota keluarga akan pindah ke Pelabuhan Baru Mokpo, tempat kapal feri Sewol saat ini berada.
Pada pukul 14.30 waktu setempat, mereka bergabung dengan kelompok masyarakat setempat untuk mengadakan festival budaya peringatan. Khususnya, anggota keluarga korban tragedi 10.29 Itaewon juga akan menghadiri acara ini.
Selain acara peringatan utama, beberapa upacara lainnya diadakan di seluruh negeri sebagai berikut, seperti dilansir laman Koreaboo pada Selasa (16/4/2024):
-Taman Keluarga Incheon: Upacara peringatan diadakan di aula peringatan korban umum Feri Sewol di dalam Taman Keluarga Incheon pada pukul 11.00.
-Pemakaman Nasional Daejeon: Upacara juga dilakukan di Pemakaman Nasional Daejeon untuk menghormati pejabat publik yang meninggal saat menjalankan tugas pada pukul 11.00.
Provinsi Gyeonggi: Untuk memperingati peristiwa tersebut, sirene dibunyikan selama satu menit di sekitar Kantor Danwon-gu di Ansan pada pukul 16.16.
Pada kesempatan khidmat tersebut, Komnas HAM mengeluarkan pernyataan atas nama Ketua Song Du-hwan. Pernyataan tersebut berisikan belasungkawa kepada keluarga korban dan menekankan perlunya pemerintah dan Majelis Nasional melakukan perbaikan mendasar pada kelembagaan.
Tujuannya adalah untuk mencegah terulangnya bencana serupa. Selain itu, menggarisbawahi pentingnya belajar dari peristiwa tragis pada masa lalu.
Tragedi Kapal Feri Sewol yang terjadi pada 16 April 2014 kerap diingat sebagai sejarah transportasi kelam di negara tersebut. Saat itu kapal membawa 476 orang penumpang, dan menewaskan 304 orang yang sebagian besar siswa SMA Danwon.
Kapal tenggelam saat membawa penumpang dari Incheon ke Pulau Jeju. Ketika melewati Selat Maenggol yang terkenal memiliki arus air yang kuat, kapal berbelok terlalu tajam. Kabarnya seorang perwira ketiga di ajungan belum berpengalaman. Meski demikian, nahkoda kapal merupakan seorang yang berpengalaman.