Rabu 17 Apr 2024 07:10 WIB

TNI-Polri Mulai Kerahkan Pasukan, OPM: Paniai Kini Jadi Zona Perang

OPM menyebut Paniai jadi zona perang menyusul peristiwa pembunuhan Danramil Aradide.

Rep: Bambang Noroyono, Ronggo Astungkoro/ Red: Andri Saubani
Pasukan kelompok separatis teroris (KST) Papua yang menamakan dirinya Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). (ilustrasI)
Foto: Istimewa
Pasukan kelompok separatis teroris (KST) Papua yang menamakan dirinya Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). (ilustrasI)

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA — Organisasi Papua Merdeka (OPM) mengumumkan wilayah Meepago, Paniai, Papua Tengah sebagai zona perang dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI)-Polri. Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) OPM mengumumkan wilayah perang tersebut menyusul peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh kelompok separatis bersenjata itu terhadap Danramil Aradide Letnan Dua (Letda) Oktavianus Sogalrey (OS) beberapa waktu lalu.

Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom dalam siaran pers yang disampaikan kepada Republika, Rabu (17/4/2024) dini hari mengatakan, pascaperistiwa penembakan terhadap Oktavianus Sogalrey itu, TNI-Polri melakukan pengerahan pasukan. Kelompok separatis itu menilai pengerahan pasukan tersebut, dimaksudkan untuk melakukan serangan balasan terhadap OPM yang melakukan penembakan terhadap Letda Oktavianus tersebut.

Baca Juga

“Markas Pusat TPNPB-OPM telah menerima laporan langsung dari Brigadir Jenderal Matius Gobai, Panglima TPNPB-OPM Kodap XIII Paniai Kegepa Nipouda bahwa wilayah Paniai adalah wilayah perang dengan TNI dan Polri,” kata Sebby.

“Dan Brigjen Matius Gobay menegaskan bahwa TPNPB-OPM XIII Paniai Kegepa Nipouda sudah menyiapkan diri untuk menjemput serangan balasan yang dilancakan oleh TNI dan Polri,” begitu sambung Sebby.

Sebby menjelaskan, situasi yang disampaikan oleh kelompok separatis itu di Paniai sejak beberapa hari terakhir. Pada Rabu (10/4/2024) pasukan TPNPB-OPM memang melakukan penyerangan terhadap Letda Oktovianus Sogolrey. Yaitu dengan cara menembak mati Danramil Aradide itu saat melintas di Jalan Trans Paniai-Intan Jaya.

Penembakan tersebut, diakui TPNPB-OPM sebelumnya sebagai bentuk balas dendam atas kematian Abubakar Kogoya, pemimpin OPM di Tembagapura, Intan Jaya dalam kontak tembak dengan satgas gabungan TNI pada Kamis (4/4/2024) lalu. Setelah penyerangan Rabu (10/4/2024), pada Kamis (11/4/2024), jenazah Letda Oktavianus Sogolrey dievakuasi ke RSUD Paniai di Madi, dan diteruskan ke Deiyai, untuk pemakaman di Nabire.

Pada Sabtu (13/4/2024) usai pemakaman kemiliteran terhadap jenazah Letda Oktavianus Sogolrey, TNI dan Polri yang bertugas di wilayah lain, digeser penugasannya khusus ke wilayah Paniai. “Mobilisasi pasukan gabungan militer Indonesia dari berbagai daerah itu untuk mengejar pimpinan dan pasukan TPNPB-OPM Kodap XIII Paniai Kegepa Nipouda,” ujar Sebby.

Masih pada Sabtu (13/4/2024), dari pemantauan TPNPB-OPM di Nabire dilaporkan pasukan gabungan militer Indonesia berada di titik kumpul di Hotel Jepara-2. “Berjumlah 13 truk militer TNI menuju Paniai dengan pengawalan ketat,” kata Sebby.

Pasukan gabungan militer TNI-Polri itu, dalam pengamatan TPNPB-OPM, kata Sebby disiagakan di dua wilayah adat Meepago, yakni di Kabupaten Deiyai, dan di Kabupaten Paniai. Dari pemantauan TPNPB-OPM, kata Sebby, militer gabungan TNI-Polri juga mengerahkan pasukan dengan penggunaan helikopter di Bandara Enarotali di Ibu Kota Paniai.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement