Rabu 17 Apr 2024 14:19 WIB

Lewat Telepon, Menlu China Bahas Situasi Timur Tengah

China tetap mendukung penerapan solusi dua negara.

Red: Setyanavidita livicansera
Menteri Luar Negeri China Wang Yi.
Foto: EPA-EFE/ANDRES MARTINEZ CASARES
Menteri Luar Negeri China Wang Yi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, secara terpisah bertelepon dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian dan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal untuk membahas soal kondisi terkini di Timur Tengah.

"Pada 15 April, Menteri Luar Negeri Wang Yi melakukan panggilan telepon dengan Menlu Iran Hossein Amir-Abdollahian atas permintaan Iran. Selama panggilan telepon, Menlu Wang Yi mengatakan China mengutuk keras dan menentang serangan terhadap kedutaan besar Iran di Suriah," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian di Beijing, China, Selasa (16/4/2024).

Baca Juga

Dalam percakapan itu, Wang Yi mengatakan serangan tersebut merupakan pelanggaran serius dan tidak dapat diterima terhadap hukum internasional. "China mencatat pernyataan Iran yang mengatakan tindakannya terkendali dan merupakan tindakan membela diri dalam menanggapi serangan terhadap kedutaan besarnya. China mengapresiasi penekanan Iran untuk tidak menargetkan negara-negara regional dan negara-negara tetangga serta penegasan kembali soal komitmen lanjutan terhadap kebijakan bertetangga yang baik dan bersahabat," jelas Lin Jian.

China, menurut Lin Jian, percaya bahwa Iran sepenuhnya menyadari situasi tersebut dan akan menghindari gejolak lebih lanjut dengan mempertahankan kedaulatan dan martabatnya. "Menlu Wang Yi mengatakan situasi yang terjadi saat ini merupakan dampak dari meningkatnya konflik di Gaza. Seharusnya tidak ada lagi penundaan dalam penerapan Resolusi 2728 Dewan Keamanan PBB sehingga dapat mencapai gencatan senjata di Gaza, benar-benar melindungi warga sipil dan menghindari bencana kemanusiaan yang semakin parah," ungkap Lin Jian.

Ia juga mengatakan China akan menjaga komunikasi dengan Iran dan bekerja sama menuju penyelesaian masalah Palestina secara holistik dan jangka panjang. "China dan Iran adalah mitra strategis yang komprehensif. China siap untuk terus memajukan kerja sama praktis di berbagai bidang dengan Iran guna mencapai kemajuan yang lebih besar dalam hubungan China-Iran," tegas Lin Jian.

Sedangkan dalam panggilan telepon dengan Menlu Arab Saudi, Faisal bin Farhan Al Saud, Menlu Wang Yi disebut menegaskan sikap China soal serangan ke Konsulat Iran di Damaskus pada 1 April 2024."China tegas menentang serangan terhadap Konsulat Iran di Suriah dan bahwa serangan tersebut merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional. Kami mencatat bahwa Iran mengatakan serangan baliknya tidak ditujukan pada negara tetangga mana pun dan Iran bersedia untuk terus mengambil kebijakan bertetangga yang baik dan bersahabat," ungkap Lin Jian.

Menlu Wang Yi juga menekankan, eskalasi yang sedang berlangsung di Timur Tengah adalah dampak terbaru dari konflik Gaza. "Hal ini merupakan ketidakadilan paling berkepanjangan dalam sejarah dunia modern, akar penyebab permasalahan Palestina-Israel dan inti permasalahan Timur Tengah," kata Lin Jian.

Menurutnya, China tetap mendukung penerapan solusi dua negara, mendirikan negara Palestina yang merdeka dan memulihkan hak-hak nasional Palestina yang sah sehingga Palestina dan Israel dapat hidup berdampingan dengan damai.

"Komunitas internasional perlu menunjukkan lebih banyak inisiatif, mendukung keanggotaan penuh PBB untuk Palestina dan menyerukan konferensi perdamaian internasional yang lebih efektif untuk membuat peta jalan bagi solusi dua negara. China juga siap meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan semua pihak untuk mencapai tujuan tersebut," ungkap Lin Jian.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement