REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengingatkan dalam beberapa hari mendatang AS akan menjatuhkan sanksi pada Iran. Kebijakan sebagai hukuman terhadap Iran yang menyerang Israel pada Ahad (14/4/2024) dini hari lalu.
Salah satu sanksi, berupaya untuk mengurangi kapasitas ekspor minyak Iran. ‘’Saya sepenuhnya berharap ada tambahan sanksi bagi Iran dalam beberapa hari mendatang,’’ ujar Yellen saat konferensi pers di sela pertemuan IMF dan Bank Dunia di Washington, Selasa (16/4/2024).
Ia menambahkan,’’Kami tidak mengkaji perangkat sanksi yang kami miliki. Namun, dalam diskusi yang saya lakukan, semua pilihan untuk menghentikan pendanaan teroris Iran tersedia.’’Menurut dia, Kemenkeu dan Kemenlu AS sebelumnya melakukan aksi serupa.
Mereka menghentikan perilaku Iran dengan menggerogoti kemampuan Iran dalam mengeskpor minyak. ‘’Sudah jelas Iran masih mengekspor minyak. Mungkin ada lebih banyak tindakan yang bisa kami lakukan. Kami tetap fokus dengan apa yang bisa kami lakuan,’’ jelas Yellen.
Dalam pidatonya, Yellen menyatakan serangan Iran terhadap Israel akhir pekan lalu serta pendanaan mereka pada kelompok militan di Gaza, Lebanon, Yaman, dan Irak mengancam stabilitas kawasan Timur Tengah serta bisa membuat kekacauan ekonomi.
AS menggunakan perangkat sanksi keuangan untuk mengisolasi Iran dan menghentikan kemampuan mereka mendanai kelompok proksinya dan mendukung Rusia dalam perang di Ukraina. Kemenkeu menargetkan lebih dari 500 individu dan entitas.
Mereka dianggap terkait pendanaan terorisme dan teroris oleh Iran sejak pemerintahan Presiden Joe Biden, Januari 2021. Termasuk, jelas Yellen, manyasar program drone dan rudal, serta pendanaan untuk Hamas, Houthi, Hizbullah, dan kelompok milisi di Irak.
Ia menyebut, Washington terus menggunakan perang ekonomi untuk menekan Hamas. Namun, ia menegaskan sanksi ini tak berdampak pada warga sipil Gaza. Ia mendesak segera diakhirinya penderitaan wara Gaza yang kini menghadapi kekurangan pangan akut.
Yellen mengeklaim Washington juga menetapkan sanksi pada pemukim ilegal ekstrem yang melakukan kekerasan di wilayah pendudukan Israel, Tepi Barat.
Terkait sanksi pada Iran, seorang pejabat senior Kemenkeu AS mengungkapkan, pihaknya bekerja untuk mendata bantuan Cina, mitra di G7, dan pemasok utama global lainnya untuk melumpuhkan kemampuan Iran mengekspor minyaknya.
Kemenkeu, tambah dia, juga mencegah Iran memperoleh mikroelektronik yang dibutuhkan guna membuat drone untuk menyerang Israel dan sebagian dijual ke Rusia. Ia juga berdalih, naiknya harga minyak dunia bukan karena sanksi AS.
Kenaikan itu pemicunya adalah ketegangan di kawasan Timur Tengah.’’Kami akan berbicara dengan semua pihak termasuk Cina, mereka berperan dalam menghentikan akses Iran ke barang-barang yang digunakan untuk membuat senjata,’’ kata pejabat tersebut.