REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan potensi peningkatan kecepatan angin dan kondisi cuaca ekstrem di wilayah Jawa Timur (Jatim) hingga 21 April 2024. Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, Taufiq Hermawan, mengimbau warga Jatim meningkatkan kewaspadaan akan dampak dari kondisi cuaca ekstrem itu.
“Diharapkan masyarakat lebih mengantisipasi terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, serta berkurangnya jarak pandang,” kata Taufiq, Rabu (17/4/2024).
Taufiq menjelaskan, saat ini sebagian besar wilayah Jatim dalam masa pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke kemarau. Suhu muka laut di perairan Jatim yang masih hangat disebut mengakibatkan peningkatan pasokan uap air di atmosfer.
Berdasarkan hasil analisis udara, menurut Taufiq, menunjukkan atmosfer dalam kondisi labil dan lembap, mulai lapisan bawah hingga atas. “Selain itu, terdapat gangguan gelombang atmosfer ekuatorial Rossby, sehingga mendukung terbentuknya awan-awan konvektif yang masif di wilayah Jawa Timur,” ujar dia.
Dengan kondisi tersebut, Taufiq mengingatkan potensi terjadinya cuaca ekstrem di berbagai kabupaten/kota wilayah Jatim hingga beberapa hari ke depan. Seperti di wilayah Kota Batu, Kabupaten Jember, Jombang, Kota Kediri, Kabupaten Lumajang, Kota Madiun, Kabupaten Madiun, dan Kabupaten Magetan.
Selain itu, wilayah Kota Malang, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Kediri, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Blitar, Bojonegoro, Bondowoso, Kota Blitar, Kabupaten Malang, Nganjuk, Ngawi, Pacitan, Kabupaten Pasuruan, Situbondo, Sumenep, Tulungagung, Bangkalan, Banyuwangi, Gresik, Lamongan, Kota Mojokerto, Kabupaten Pamekasan, Sampang, Sidoarjo, Kota Surabaya, Kabupaten Trenggalek, Tuban, Kota Pasuruan, dan Kota Probolinggo.