Rabu 17 Apr 2024 17:16 WIB

BPBD Banjarnegara Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem, Waspada Bencana Longsor

Sebagian besar wilayah Banjarnegara disebut rawan longsor dan pergerakan tanah.

Rep: Antara/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Kondisi cuaca.
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
(ILUSTRASI) Kondisi cuaca.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, mengingatkan masyarakat akan potensi terjadinya kondisi cuaca ekstrem. Terlebih di daerah yang rawan bencana longsor dan pergerakan tanah.

“Berdasarkan peringatan dini yang dikeluarkan BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi hingga Kamis (18/4/2024) di sejumlah wilayah Jateng, salah satunya Banjarnegara,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Banjarnegara Andri Sulistyo, Rabu (17/4/2024).

Baca Juga

Menurut Andri, sebagian besar wilayah Kabupaten Banjarnegara termasuk daerah rawan bencana longsor dan pergerakan tanah. Karenanya, warga diimbau selalu waspada akan potensi bencana, terlebih ketika turun hujan lebat. “Semoga tetap aman dan terkendali, meskipun masih ada potensi cuaca ekstrem,” ujar dia.

Longsor momen Lebaran

Andri mengatakan, dalam satu pekan terakhir belum ada laporan kejadian bencana alam di Kabupaten Banjarnegara. Terakhir kali dilaporkan terjadi pada momen Lebaran lalu, pada Rabu (10/4/2024), yaitu bencana longsor di wilayah Dusun Jebug, Desa Punggelan, Kecamatan Punggelan. Longsoran menimbun dua rumah warga dan dua rumah lainnya mengalami kerusakan berat, sehingga tidak bisa dihuni.

Menurut Andri, longsor juga terjadi di daerah tersebut pada Rabu (3/4/2024), yang mengakibatkan dua rumah rusak berat akibat tertimbun material longsor. Sementara satu rumah rusak sedang. Akibat kejadian itu, kata dia, enam kepala keluarga (KK) yang terdiri atas 17 jiwa mesti mengungsi sementara.

Andri mengatakan, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara bersama Pemerintah Desa Punggelan hingga kini masih berupaya menyiapkan lahan untuk pembangunan hunian sementara (huntara) bagi warga terdampak bencana itu.

“Saat ini masih melakukan survei lahan untuk pembangunan huntara. Sementara bagi warga yang rumahnya terancam pergerakan tanah di Dusun Jebug RT 02/RW 10 diimbau untuk tetap waspada, terutama ketika turun hujan,” kata Andri.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement