Rabu 17 Apr 2024 18:45 WIB

Ingin Panggil Si Kakak, Orang Tua Kadang Malah Teriaki Nama Si Adik, Ini Penyebabnya

Orang tua kadang tertukar saat memanggil nama anak-anaknya.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Reiny Dwinanda
Ibu dan dua anaknya. Orang tua terkadang tertukar ketika hendak memanggil nama anaknya.
Foto: Republika/Prayogi
Ibu dan dua anaknya. Orang tua terkadang tertukar ketika hendak memanggil nama anaknya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keluarga dengan minimum dua anak tentu akrab dengan kebiasaan orang tua yang salah memanggil sang kakak namun nama adik yang disebut. Selain itu, kita juga bisa secara tidak sengaja memanggil nama seseorang dengan nama orang lain.

Mengapa hal ini terjadi, terutama pada orang yang paling kita kenal? Kesalahan ini disebut dengan kesalahan "Freudian". Bertentangan dengan anggapan umum, hal ini tidak selalu merupakan tanda pelupa atau kurangnya perhatian.

Baca Juga

Dilansir Indian Express, Rabu (17/4/2024), Dr Mazher Ali, konsultan psikiater, CARE Hospitals, Banjara Hills, Hyderabad, India, mengatakan otak menyimpan informasi tentang orang-orang yang kita kenal dalam jaringan yang kompleks.  Jaringan ini dikenal sebagai Jaringan Mental Semantik.

Jaringan Mental Semantik menghubungkan nama, wajah, kepribadian, dan hubungan kita dengan individu tersebut.  Terkadang, saat mengambil nama seseorang, informasi lain yang terkait erat terpicu, sehingga menyebabkan kesalahan.

Misalnya, jika Anda memikirkan pencapaian adik baru-baru ini sembari mencoba mengingat nama orang tua, namanya mungkin muncul secara tidak sengaja. Sejatinya, ada sains di balik cinta dan salah menyebut nama orang yang kita cintai.

Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan kognitif Samantha Deffler menambahkan lapisan lain pada cerita ini. Studinya yang diterbitkan dalam jurnal Memory and Cognition menunjukkan bahwa kesalahan pemanggilan dapat dipengaruhi oleh keadaan emosi kita.

Contohnya, orang tua yang memanggil anaknya dengan nama anak yang lain mungkin secara tidak sadar merenungkan saat-saat bersama anak lain atau merasa terbebani oleh tuntutan menjadi orang tua.  Yang penting, Dr Ali menekankan bahwa hal ini tidak serta merta menunjukkan emosi negatif terhadap anak yang salah disebut namanya.

Sebaliknya, itu bisa jadi merupakan hubungan emosional sementara yang memicu salah nama. Selain itu, penelitian Deffler bahkan menemukan hubungan yang mengejutkan antara salah menyebut nama dan hubungan cinta.

Orang-orang yang menjalin hubungan romantis terkadang memanggil pasangannya dengan nama kerabatnya. Hal ini menunjukkan bahwa otak mungkin mengategorikan orang-orang yang dicintai dalam "kolam" emosional yang sama di Jaringan Mental Semantik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement