Kamis 18 Apr 2024 09:34 WIB

Kemenag Libatkan Ribuan Penyuluh Agama untuk Edukasi Kesehatan

Kemenag terus tingkatkan pelayanan publik.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Staf Khusus Menteri Agama RI Bidang Media, Komunikasi dan Pengembangan Teknologi Informasi, Wibowo Prasetyo
Foto: MCH 2024
Staf Khusus Menteri Agama RI Bidang Media, Komunikasi dan Pengembangan Teknologi Informasi, Wibowo Prasetyo

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kementerian Agama (Kemenag) melibatkan ribuan penyuluh agama dan penghulu untuk mengedukasi masyarakat tentang kesehatan, termasuk soal masalah stanting. Hal ini disampaikan Staf Khusus Menteri Agama (Menag) bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo saat memberikan pembekalan di hadapan ASN Kanwil Kemenag Bali di Denpasar, Rabu (17/4/2024).

Wibowo menjelaskan, Menteri Agama (Menag) RI, Yaqut Cholil Qoumas telah menerbitkan Surat Edaran No SE.2 tahun 2024 tentang Pelaksanaan Tugas Penyuluh Agama dan Penghulu dalam Mendukung Program Prioritas Pemerintah. Ada empat program prioritas yang secara eksplisit disebut dalam edaran tersebut, yaitu penurunan stunting, pengentasan kemiskinan, pemberdayaan ekonomi, dan pelestarian lingkungan.

Baca Juga

Wibowo mengatakan, edaran diterbitkan dalam rangka optimalisasi peran penyuluh agama dan penghulu, serta akselerasi implementasi program. Sebab, menurut dia, Kemenag sejak kepemimpinan Gus Men Yaqut memang fokus untuk ikut menyukseskan program prioritas pemerintah.

Terkait upaya penurunan stunting misalnya, Kemenag mengoptimalkan peran Kantor Urusan Agama (KUA) dan Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK). Penyuluh agama dan penghulu KUA menjadi garda terdepan, baik dalam program kepenyuluhan dengan pendekatan agama maupun bimbingan perkawinan. Guru pendidikan agama dan akademisi Perguruan Tinggi Keagamaan juga memberikan pencerahan.

"Kemenag libatkan 9 ribu penghulu dan 50 ribu penyuluh agama dalam edukasi isu kesehatan melalui khutbah, ceramah, dan tausiyah keagamaan. Penghulu dan penyuluh agama umumnya adalah tokoh masyarakat, sehingga suara mereka lebih didengar, apalagi menyampaikan masalah stunting dalam bahasa agama," ujar Wibowo dalam siaran persnya, Rabu (17/4/2024). 

"Kemenag juga menjalin kerja sama dengan BKKBN dan BRIN dalam upaya pencegahan stunting sejak hulu dengan mengedukasi calon pengantin melalui bimbingan perkawinan," ucap dia.

Selain itu, menurut Wibowo, Kemenag telah mengkader 3.200 fasilitator Bimbingan Perkawinan Calon Pengantin (Bimwin Catin) dan Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS). Sebab, mulai akhir Juli 2024, Kemenag wajibkan Bimbingan Perkawinan (Bimwin) bagi calon pengantin.

"Melalui sinergi lintas K/L, alhamdulillah prevalensi stunting di Indonesia terus menurun: 27,67 persen di 2020, 24,4 persen di 2021, dan 21,6 persen di 2022. Standar rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO), prevalensi di bawah 20 persen. Target pemerintah pada 2024, prevalensi stunting turun hingga 14 persen," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement