REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pasukan penjaga perdamaian Rusia mulai mundur dari Karabakh, Azerbaijan dan wilayah lain. Langkah ini mengakhiri pengerahan pasukan selama bertahun-tahun yang memberi Moskow pijakan militer di wilayah Kaukus Selatan yang strategis.
Kremlin dan Azerbaijan mengkonfirmasi penarikan pasukan tersebut, Rabu (17/4/2024). Rusia menghadapi tekanan yang semakin kuat dari Armenia yang meminta pasukan perbatasan Rusia meninggalkan bandara utamanya dan pengunjuk rasa di Georgia menggelar protes pada pemerintah yang condong ke Rusia.
Hampir 2.000 pasukan penjaga perdamaian Rusia dikerahkan ke wilayah Nagorno-Karabakh pada November 2020. Hal ini dilakukan berdasarkan kesepakatan yang ditengahi Moskow untuk menghentikan perang enam pekan antara Azerbaijan dan pasukan Armenia.
Azerbaijan merebut kembali wilayah Karabakh dengan paksa pada September bulan lalu yang mendorong lebih dari 120 ribu etnis Armenia yang tinggal di sana pergi. Pemimpin etnik Armenia di wilayah itu juga ditangkap.
Pemimpin politik Armenia menuduh Moskow gagal melindungi kepentingan mereka. Tuduhan yang dibantah Rusia. Dalam video yang belum terverifikasi mobil lapis baja pengangkut personel Rusia bergerak ke arah Dagestan di selatan Rusia.
Video itu diunggah di media sosial di Azerbaijan. "Ya itu yang terjadi," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov saat ditanya mengenai laporan media Azerbaijan, pasukan Rusia mundur dari Karabakh dan daerah sekitarnya.
Kantor berita Azerbaijan, APA melaporkan pasukan penjaga perdamaian Rusia mulai mundur dan personel dan peralatan pertama yang ditarik dari biara Armenia di distrik Kalbajar, Azerbaijan, beberapa hari yang lalu. APA melaporkan, polisi Azerbaijan menggantikan pasukan Rusia di lokasi tersebut.
Kantor berita Azertac mengutip penasihat kebijakan luar negeri Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, Hikmet Hajiyev yang mengkonfirmasi kesepakatan penarikan pasukan sudah disepakati. "Penarikan lebih awal pasukan penjaga perdamaian Rusia, yang ditempatkan sementara di wilayah Republik Azerbaijan, sesuai dengan Pernyataan trilateral yang ditandatangani pada 10 November 2020, telah diputuskan oleh para pemimpin kedua negara," kata Hajive.
“Prosesnya telah dimulai, dengan kementerian pertahanan Azerbaijan dan Rusia menerapkan langkah-langkah yang tepat untuk melaksanakan keputusan tersebut,” tambahnya. Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengkritik pasukan penjaga perdamaian Rusia karena tidak mengintervensi untuk menghentikan pasukan Azerbaijan di Karabakh.
Pasukan itu seharusnya berada di sana sampai 2025. Sejak saat itu Pashinyan secara terbuka mempertanyakan aliansi tradisional negaranya dengan Rusia yang memiliki serangkaian fasilitas militer di dalam Armenia. Ia mulai menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Barat.
Armenia juga meminta penjaga perbatasan Rusia untuk meninggalkan pos mereka di bandara utama negara itu di Yerevan mulai 1 Agustus mendatang.