REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Adab berperang dalam Islam adalah tentang prinsip-prinsip etika yang harus diikuti oleh seorang Muslim ketika terlibat dalam konflik atau peperangan. Ini termasuk prinsip-prinsip seperti melindungi warga sipil, tidak menyakiti orang yang tidak bersalah, memberi peringatan sebelum menyerang, dan memperlakukan tawanan perang dengan hormat.
Itu semua berdasarkan pada ajaran Islam tentang keadilan, kasih sayang, dan penghargaan terhadap kemanusiaan. Namun, bolehkah berbohong ketika dalam situasi perang?
Dalam buku Damai Bersama Alqur'an: Meluruskan Kesalahpahaman Seputar Konsep Perang dan Jihad dalam Alqur'an terbitan LPMQ dijelaskan, sudah menjadi kesepakatan umum bahwa perang, apa pun bentuknya, memerlukan strategi untuk memenangkannya.
Namun, perang yang dimaksud di sini adalah perang di jalan Allah, bukan perang para preman yang mempertahankan wilayah kekuasaan atau perang yang lain, semisal perang harga para produsen untuk saling menjatuhkan, dan sebagainya. Perang model itu terlarang dalam agama, apalagi berbohong dalam hal yang memang sudah terlarang.
Oleh karena itu, kebohongan yang dibolehkan adalah yang termasuk bagian dari strategi dalam rangka memenangkan perang di jalan Allah melawan orang kafir yang memusuhi Islam.
Selanjutnya...