REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Skotlandia disebut bakal gagal mencapai target utama perubahan iklim untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 75 persen pada 2030. Para menteri tak bisa memenuhi delapan dari 12 target tahunan terakhir sehingga target 75 persen pada akhir dekade ini dianggap sebagai hal yang mustahil.
Dikutip dari laman BBC, Kamis (18/4/2024), hal itu disampaikan oleh Komite Perubahan Iklim (CCC) yang memberi nasihat independen kepada para menteri di Skotlandia. Pada 2022, CCC telah memperingatkan bahwa Skotlandia tertinggal dari negara-negara lain di Britania Raya dalam mengatasi masalah iklim.
Tahun lalu, para menteri Skotlandia gagal mempublikasikan rencana yang dijanjikan (diwajibkan dalam undang-undang) untuk membuat rincian bagaimana negara itu akan memenuhi target. Pada Maret 2024, untuk pertama kalinya CCC menyatakan bahwa target iklim 2030 tidak dapat tercapai.
Padahal, mantan Menteri Pertama Skotlandia, Nicola Sturgeon, pernah menyebut Skotlandia di bawah kepemimpinan Partai Nasional Skotlandia (SNP) unggul dalam hal perubahan iklim ketika target iklim diumumkan pada 2019. Dia pun sering menyatakan bahwa Skotlandia memiliki target yang paling luas di dunia.
Pemerintahan Sturgeon memang yang pertama di dunia dalam mendeklarasikan keadaan darurat iklim. Bahkan, Glasgow menjadi tuan rumah KTT iklim COP26 pada 2021. Namun, para pemerhati lingkungan yakin bahwa tanggap darurat iklim tidak pernah terjadi di negara itu.
Prediksi bahwa target 2030 nanti tidak tercapai akan dilihat sebagai kemunduran yang memalukan bagi SNP dan mitranya, Partai Hijau Skotlandia. Tujuan akhir untuk mencapai net-zero pada 2045 akan tetap ada, namun perkembangannya belum diketahui.
Target pengurangan emisi Skotlandia pada 2030 lebih ketat dibandingkan negara-negara lain di Britania Raya yang menargetkan pengurangan 68 persen. Target iklim Skotlandia ditetapkan pada tahun 2019 ketika Parlemen Skotlandia mengeluarkan undang-undang penting untuk mempercepat laju dekarbonisasi.
Kala itu, Partai Hijau Skotlandia mengusulkan tujuan pengurangan emisi sebesar 80 persen dari tingkat dasar pada 1990, namun yang disetujui oleh parlemen sebesar 75 persen. Undang-undang baru itu mengharuskan para menteri untuk menetapkan target tahunan untuk mengurangi emisi.
Secara umum, saat ini emisi di Skotlandia telah turun, namun penurunan itu tidak cukup. Pada 2021, emisi gas rumah kaca telah turun sebesar 49,2 persen dibandingkan dengan tingkat dasar pada 1990. Sementara, undang-undang mengharuskan penurunan sebesar 51,1 persen agar bisa mencapai target.
Beberapa industri telah mengalami perubahan besar yang berhasil menurunkan emisi, seperti sektor energi dan limbah. Sementara, bidang lainnya tidak menunjukkan perbaikan, seperti di sektor transportasi dan pertanian. Lantas, langkah apa yang bisa dilakukan Skotlandia selanjutnya?
Kemungkinan besar, pemerintah Skotlandia akan meniru sistem 'anggaran karbon' yang digunakan oleh pemerintah Inggris dan Welsh. Alih-alih membuat target tahunan, para menteri akan diberi tahu berapa banyak gas rumah kaca yang dapat dilepaskan secara 'aman' selama masa jabatan parlemen dan harus membuat rencana untuk mencapai target tersebut.