Kamis 18 Apr 2024 23:23 WIB

Respons Serangan Iran, Qatar Evaluasi Perannya Sebagai Penengah Israel-Hamas

Qatar juga telah berupaya mediasi Israel dan Hamas

Warga Palestina memeriksa kerusakan bangunan tempat tinggal pasca serangan udara Israel di Rafah, Jalur Gaza selatan.
Foto: AP Photo/Fatima Shbair
Warga Palestina memeriksa kerusakan bangunan tempat tinggal pasca serangan udara Israel di Rafah, Jalur Gaza selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA—Qatar mengevaluasi ulang perannya sebagai penengah antara Israel dan Hamas untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza dan akan mengambil "keputusan tepat", kata Menteri Luar Negeri Mohammed bin Abdulrahman Al Thani pada Rabu (17/4/2024).

Pernyataan Al Thani disampaikan dalam konferensi pers yang diadakan di Doha bersama Menlu Turki Hakan Fidan, lapor Kantor Berita Qatar.

Baca Juga

Dia mengatakan "pertemuan" terjadi pada waktu yang sensitif di wilayah itu, menyusul eskalasi terbaru, "mengacu pada tanggapan militer Iran atas serangan 1 April Israel di kawasan diplomatik negara itu di ibu kota Suriah.

Al Thani mengatakan sedang berkonsultasi dengan menlu Turki dan mereka sepakat tentang “perlunya bagi semua pihak untuk melakukan deeskalasi, dialog, dan menyelesaikan permasalahan di kawasan secara logis, bukan melalui senjata dan kekerasan.”

Al Thani mencatat bahwa “koordinasi dengan Turki sedang berlangsung, dan kami menghargai posisi Turki yang mendukung Palestina.”

Dia menambahkan bahwa pertemuan itu juga mencakup konsultasi mengenai perkembangan terakhir perang di Jalur Gaza dan menekankan pentingnya bagi masyarakat internasional meningkatkan tanggung jawab untuk mengakhiri eskalasi Israel, serta mendiskusikan perkembangan terkini dalam negosiasi gencatan senjata di Jalur Gaza.

Mengenai perundingan gencatan senjata di Gaza, dia mengatakan Doha telah memberikan kontribusi positif dalam membangun perundingan, berusaha menjembatani kesenjangan antara pihak-pihak, dan hal ini memakan waktu berbulan-bulan, dan terdapat perbedaan pendapat yang luas, dan kami mencoba dengan mitra di Mesir dan Amerika Serikat untuk menjembatani kesenjangan tersebut dan memberikan usulan.

Dia mencatat bahwa peran mediator terbatas dan tidak dapat menawarkan hal-hal yang tidak dapat dilakukan oleh para pihak, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

“Sayangnya, terdapat penyalahgunaan mediasi ini untuk kepentingan politik yang sempit, sehingga memerlukan evaluasi komprehensif terhadap peran mediasi.”

Dia menekankan bahwa Doha berkomitmen terhadap perannya, namun ada batasan dalam peran ini. 

Dia mengindikasikan bahwa “Qatar akan mengambil keputusan yang tepat (mengenai evaluasi ini) pada waktu yang tepat.”

Mengenai kemungkinan peningkatan eskalasi antara Israel dan Iran baru-baru ini di wilayah tersebut, Al Thani mengatakan “cara terbaik untuk mengurangi eskalasi adalah dengan menghentikan perang di Gaza.”

Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat berupaya mencapai kesepakatan pertukaran sandera dan gencatan senjata di Gaza, karena jeda pertama hanya berlangsung sepekan pada akhir November tahun lalu, yang mengakibatkan terbatasnya bantuan yang masuk ke Jalur Gaza serta pertukaran sandera Israel dengan tahanan Palestina, yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak yang ditahan di penjara Israel.

Melalui mediasi negara-negara tersebut, kesepakatan gencatan senjata sementara dicapai antara para pihak yang berlangsung selama sepekan hingga awal Desember.

photo
Setengah tahun genosida di Gaza - (Republika)

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement