Jumat 19 Apr 2024 06:51 WIB

Hujan Lebat dan Banjir Bandang Sebabkan 21 Orang Meninggal di Oman

Sebanyak 1.630 orang telah diselamatkan dan 630 lainnya dievakuasi dalam tiga hari.

Kendaraan melewati genangan air banjir akibat hujan lebat di Dubai, Uni Emirat Arab, Kamis, (18/4/2024).
Foto: AP
Kendaraan melewati genangan air banjir akibat hujan lebat di Dubai, Uni Emirat Arab, Kamis, (18/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hujan lebat dan banjir bandang menyebabkan 21 orang meninggal dunia di Oman, demikian dilaporkan oleh otoritas setempat pada Kamis (18/4/2024). Negara di kawasan Teluk tersebut dilanda hujan lebat yang tiada henti pada pekan ini yang membuat kehidupan menjadi seakan terhenti.

Menurut kantor berita pemerintah ONA, upaya sedang dilakukan untuk mencari dua orang yang hilang setelah terjadi hujan lebat.

Baca Juga

Pada Rabu (17/4), Komite Nasional Manajemen Darurat Oman (NCEM) mengatakan sebanyak 1.630 orang telah diselamatkan dan 630 lainnya dievakuasi dalam tiga hari.

Sementara, Kementerian Pertanian mengatakan jumlah air yang tertahan di bendungan negara tersebut mencapai 30,955 juta meter kubik dari curah hujan.

Sebelumnya, Uni Emirat Arab (UAE) mengalami curah hujan terbesar dalam 75 tahun terakhir pada pekan ini, menurut Pusat Meteorologi Nasional negara tersebut sebagaimana dilaporkan kantor berita WAM, Rabu (17/4/2024). Laporan tersebut mengatakan curah hujan besar itu merupakan peristiwa luar biasa dalam sejarah iklim UAE sejak dimulainya pencatatan data iklim.

Pusat Meteorologi Nasional UAE mengatakan kedepannya diperkirakan terjadi curah hujan yang lebih besar dalam beberapa jam mendatang. Maskapai Fly Dubai telah membatalkan beberapa penerbangan karena kondisi cuaca yang buruk, sementara banyak penerbangan lainnya ditunda.

Federasi Sepak Bola UAE juga mengumumkan penundaan semua pertandingan sepak bola lokal yang dijadwalkan pada hari ini, dan tanggal baru akan ditentukan kemudian.

Komite Nasional Manajemen Darurat UAE mendesak warga untuk tinggal di rumah dan mengikuti pedoman keselamatan, serta hanya meninggalkan rumah jika terjadi keadaan yang sangat mendesak.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement