REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur mencatat pemakaian listrik di Jawa Timur mengalami peningkatan sebesar 30,17 persen atau 5.863 megawatt (MW) pada (17/4/2024) atau H+7 lebaran. Peningkatan terjadi jika dibandingkan beban puncak kelistrikan saat Hari Raya Idul Fitri 2024 yang hanya sebesar 4.504 MW, dengan daya mampu sebesar 9.999 MW.
"Pada hari H lebaran beban puncak malam sebesar 4.504 MW, meningkat 1,53 persen jika dibandingkan momen lebaran tahun lalu. Namun jika dibandingkan hari biasa, beban puncak kelistrikan turun hingga 29,7 persen," kata General Manager PLN UID Jawa Timur, Agus Kuswardoyo, Jumat (19/4/2024).
Agus menyampaikan, konsumsi listrik pada periode Idul Fitri 1445 Hijriyah menurun salah satunya dikarenakan banyak industri dan bisnis yang tutup dan tidak beroperasi. Apalagi di wilayah-wilayah industri seperti Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, Pasuruan dan Surabaya.
"Penurunan konsumsi listrik di Jawa Timur disebabkan karena banyak Industri dan bisnis yang libur tidak beroperasi selama hari raya, dan saat ini mereka sudah beroperasi normal kembali," ujar Agus.
Dari total 13,823,475 pelanggan PLN di Jawa Timur, sebanyak 5,48 persen (757.234 pelanggan) merupakan golongan tarif Bisnis dan 0,92 persen (127.664 pelanggan) merupakan golongan tarif Industri. Walaupun secara jumlah sedikit, namun jika dilihat dari kebutuhan daya tersambungnya, pelanggan Industri berkontribusi 30,8 persen (7.812 MVA) dan pelanggan Bisnis 16,91 persen (4,289 MVA) dari daya tersambung total sebesar 25.539 MVA.