REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Sebanyak 11 mitra INKLUSI memamerkan beragam produk hasil kerja mereka dalam melakukan pendampingan kepada para perempuan akar rumput yang tersebar di 148 kabupaten/kota. Pameran itu bagian dari agenda Musyawarah Perempuan Nasional ke-2 yang digelar di Balai Budaya Giri Nata Mandala, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, pada 19-20 April 2024.
"Kami berharap musyawarah nasional ini menjadi milik seluruh perempuan Indonesia tanpa terkecuali," kata Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) Titi Eko Rahayu saat ditemui di Badung, Jumat (19/4/2024).
Ada beragam produk kerajinan pangan dan nonpangan yang dijajakan di atas meja-meja yang dibungkus taplak kain hitam, seperti kain batik, kain tenun, miniatur perahu, rengginang, keripik tempe, hingga pupuk kasgot dan perhiasan mutiara. Aneka produk yang dipamerkan itu hasil olahan tangan para perempuan yang menjadi binaan mitra INKLUSI sebagian bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat.
Titi menerangkan Musyawarah Nasional Perempuan ke-2 ini menjadi salah satu contoh praktik baik dan sejauh inisiatif yang sangat strategis, sekaligus untuk menyelesaikan isu sembilan agenda utama agenda utama perempuan, penyandang disabilitas, dan kelompok marjinal.
Sebanyak sembilan agenda utama itu melingkupi topik kemiskinan, pekerja perempuan, pencegahan perkawinan anak, pemberdayaan ekonomi perempuan, kepemimpinan perempuan, kesehatan perempuan, perempuan dan lingkungan hidup, perempuan dan anak berhadapan dengan hukum, serta kekerasan pada perempuan dan anak.
"Data menunjukkan masih ada kesenjangan dan masih ada jarak, sehingga itu harus diperjuangkan," kata Titi.
Tim Pameran dan Bazar Justin Anthonie menjelaskan pihaknya memiliki beberapa ruang yang dapat dinikmati oleh para pengunjung, seperti latar belakang peta Indonesia yang menjadi ruang foto, pameran kecil barang-barang khas nusantara, ruang untuk pembelajaran dan pengetahuan, serta bilik foto.
"Kemudian ada ruang yang nanti para peserta boleh menuliskan pesan dan harapan mereka untuk perempuan di masa depan itu seperti apa. Ada tempatnya, mereka akan menulis dan menempelkan," kata Justin.
Musyawarah Nasional Perempuan ke-2 tahun 2024 merupakan aksi kolektif yang diselenggarakan oleh mitra INKLUSI (Kemitraan Australia-Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif) bersama dengan Kementerian PPPA, dan dengan dukungan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Aksi kolektif itu dikoordinir oleh Institusi Lingkar Pendidikan Alternatif (KAPAL) Perempuan dan didukung oleh Sekretariat INKLUSI. Program INKLUSI merupakan kerjasama pemerintah Indonesia dan Australia melalui koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Ketua Sekolah Perempuan Muda Fitri Ramadani yang ikut dalam pameran itu membawa miniatur kapal pinisi, flashdisk kayu, dan camilan. Ragam produk kerajinan itu karya ibu-ibu di Pulau Sabutung, Sulawesi Selatan.
"Kegiatan kami selain kampanye stop perkawinan anak, kami juga membantu ibu-ibu untuk mempromosikan produk-produk mereka," ujar Fitri.