Jumat 19 Apr 2024 16:27 WIB

Aktivitas Erupsi Gunung Ile Lewotolok Masih Tinggi

Masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas dalam radius dua kilometer dari gunung.

Gunung api Ile Lewotolok di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata,  NTT.
Foto: ANTARA/Kornelis Kaha
Gunung api Ile Lewotolok di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, NTT.

REPUBLIKA.CO.ID, LEWOLEBA -- Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebut aktivitas erupsi dan hembusan asap Gunung Api Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih tinggi.

"Oleh karena itu, direkomendasikan masyarakat di sekitar gunung maupun pengunjung, pendaki, wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas dalam radius dua kilometer dari pusat aktivitas gunung," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Hendra Gunawan dalam keterangan yang diterima di Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata, Jumat (19/4/2024).

Baca Juga

Berdasarkan evaluasi pada periode 8-15 April 2024, Badan Geologi mencatat masih adanya aktivitas erupsi dan aliran lava yang terekam baik ke arah tenggara maupun selatan. Selanjutnya, jumlah gempa juga menunjukkan peningkatan yang signifikan dan didominasi oleh gempa letusan, gempa hembusan, dan tremor nonharmonik.

Selain itu, gempa vulkanik dangkal dan dalam juga masih terekam. "Terekamnya gempa vulkanik dangkal dan dalam mengindikasikan masih adanya tekanan pada tubuh Gunung Ile Lewotolok yang berkaitan dengan suplai fluida magmatik dangkal dan dalam," kata Hendra.

Dari evaluasi menyeluruh itu, Badan Geologi menyatakan tingkat aktivitas Gunung Api Ile Lewotolok masih berada pada Level III atau Siaga. Badan Geologi pun merekomendasikan masyarakat Desa Lamatokan dan Jontona agar mewaspadai potensi ancaman bahaya guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak atau kawah gunung.

Sedangkan masyarakat Desa Jontona dan Todanara direkomendasikan agar tidak memasuki wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh tiga kilometer dari pusat aktivitas gunung.

"Waspadai potensi ancaman bahaya guguran lava dan awan panas dari bagian selatan dan tenggara puncak," kata Hendra.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement