REPUBLIKA.CO.ID, MUKOMUKO -- Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Kabupaten Mukomuko, Bengkulu berupaya mengevakuasi buaya yang memangsa warga Desa Tanah Harapan di Sungai Selagan wilayah tersebut. Kepala Resor KSDA Kabupaten Mukomuko Damin mengatakan telah melakukan pertemuan dengan kecamatan dan desa terkait penanganan buaya di Sungai Selagan.
"Jadi itu akan dilakukan upaya evakuasi buaya bermasalah tersebut, namun posisi ketersediaan peralatan atau alat perangkap belum memadai, kini masih dalam persiapan alat perangkap," katanya, Jumat (19/4/2024).
Terkait alat perangkap buaya, koordinasi terakhir dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan BKSDA Bengkulu, DLH akan mengupayakan alat perangkapnya. "Butuh waktu untuk menyiapkan alat perangkap harimau, kami harap secepatnya karena kita ini penanganan konflik buaya ini baru," ujarnya.
Ia mengatakan karena selama ini konflik beruang dan harimau itu sudah ada ketersediaan perangkapnya terkait peralatan perangkap buaya itu masalah di air. "Dulu BKSDA pernah menggunakan perangkap harimau, tapi itu untuk di darat, sekarang ini buaya di air buayanya makanya mau diupayakan seperti apa perangkapnya," ujarnya.
Setelah buaya ditangkap belum tahu buaya tersebut dipindahkan kemana. Damin mengatakan sekarang ini fokus pada evakuasi.
Ia mengatakan karena beberapa kebun binatang, pemelihara satwa, lembaga konservasi umum lain, mereka juga punya buaya dan jumlahnya cukup. Tidak ada yang kekurangan.
Seorang warga Desa Tanah Harapan, Kabupaten Mukomuko yang dilaporkan meninggal dunia karena diserang buaya muara saat mencari ikan lokan di Sungai Selagan pada Senin (15/4/2024) siang.
Korban bernama Ide Suprianto (27) asal Desa Sari Bulan, Kecamatan Air Dikit yang menikah dengan warga Desa Tanah Harapan. Korban meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya.