Jumat 19 Apr 2024 18:37 WIB

Polisi Kasih Mahar Emas Palsu ke Anak Camat, Pernikahannya tidak Sah?

Kasus pemberian mahar emas palsu viral di media sosial X.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Mahar pernikahan (Ilustrasi). Memberikan mahar palsu tidak membuat pernikahan menjadi tidak sah, namun suami berdosa karena telah membohongi istri dan keluarganya.
Foto: ANTARA/Maulana Surya
Mahar pernikahan (Ilustrasi). Memberikan mahar palsu tidak membuat pernikahan menjadi tidak sah, namun suami berdosa karena telah membohongi istri dan keluarganya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kejadian yang dialami mempelai wanita di Purwakarta, Jawa Barat yang mengaku mendapatkan mahar emas palsu dari suaminya viral di media sosial X, yang dulunya bernama Twitter. Perempuan tersebut merupakan anak camat yang dinikahi oleh seorang anggota kepolisian.

Dalam video yang beredar, pernikahan perempuan bernama Syifa tersebut turut dihadiri mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Namun, Dedi mengaku tentu tidak sampai memeriksa mahar ketika ia menghadiri prosesi pernikahan dari pengundang.

Baca Juga

Bagaimana hukum memberikan mahar palsu dalam pandangan Islam? Menurut ustadz Irfan Helmi selaku pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta, mahar palsu sejatinya tidak memengaruhi sah atau tidaknya pernikahan. Hanya saja, pemberi mahar tersebut bisa berdosa akibat perbuatannya.

"Sesungguhnya, dalam syarat Islam itu mahar tidak menjadi penentu sah tidaknya sebuah akad nikah. Yang jadi penentu sah tidaknya adalah adanya wali nikah, ijab qobul, kedua calon mempelai," kata ustadz Irfan, Jumat (19/4/2024).

Kendati pernikahannya tetap sah, jika sengaja menipu istri dan mertuanya dengan memberikan mahar palsu, maka mempelai pria jelas berdosa. Sebab, laki-laki itu telah melakukan penipuan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement