Sabtu 20 Apr 2024 15:26 WIB

Terbang ke Qatar, Erick Mau Ketemu Investor BSI?

BUMN harus mewaspadai dampak dari situasi ekonomi dan geopolitik.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Lida Puspaningtyas
Karyawan melintas di dekat logo Bank Syariah Indonesia (BSI) KC Jakarta Barat, Senin (1/2). PT Bank Syariah Indonesia Tbk., entitas usaha hasil penggabungan tiga bank syariah milik Himbara, resmi hadir dan beroperasi di Indonesia. Bank Syariah Indonesia berkomitmen untuk menjadi lembaga perbankan yang melayani segala lini masyarakat, menjadi bank yang modern, serta inklusif dalam memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat dengan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip Syariah.Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika.
Karyawan melintas di dekat logo Bank Syariah Indonesia (BSI) KC Jakarta Barat, Senin (1/2). PT Bank Syariah Indonesia Tbk., entitas usaha hasil penggabungan tiga bank syariah milik Himbara, resmi hadir dan beroperasi di Indonesia. Bank Syariah Indonesia berkomitmen untuk menjadi lembaga perbankan yang melayani segala lini masyarakat, menjadi bank yang modern, serta inklusif dalam memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat dengan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip Syariah.Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terbang ke Doha, Qatar, pada hari ini. Selain mendukung langsung perjuangan tim nasional (timnas) U-23, Erick juga akan melakukan roadshow mencari mitra strategis untuk BUMN, termasuk PT Bank Syariah Indonesia (BSI) pada 22-23 April 2024.

"Saya siang ini ke Doha, mendarat jam 12 malam, tanggal 22-23 saya roadshow di Qatar. Pak Tiko (Wamen) lagi roadshow ke Eropa. Kita bagi tugas," ujar Erick di Jakarta, Sabtu (20/4/2024).

Baca Juga

Erick menyampaikan pertemuan dengan sejumlah calon investor merupakan ikhtiar dalam menjajaki peluang kerja sama. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan value creation BUMN ke depan.

Erick mengatakan keberhasilan BUMN yang go public tak lepas dari adanya mitra atau investor strategis sebagai anchor atau investor jangkar. Erick menilai BSI pun perlu melakukan hal serupa guna meningkatkan nilai tambah perusahaan. 

"Dengan investor baru akan mencari pangsa pasar baru. BSI kan sudah mulai go internasional. Seperti membuka kantor di Dubai dan sekarang lagi menunggu izin di Saudi. Peluang (BSI) di dalam dan luar negeri masih cukup besar," ucap Erick. 

Erick menyampaikan BUMN harus mewaspadai dampak dari situasi ekonomi dan geopolitik. Di sisi lain, Erick juga menilai BUMN perlu melihat peluang di tengah tantangan ekonomi saat ini.  

"Jangan sampai kita terjebak situasi geopolitik lalu akhirnya kita diam saja, tidak boleh. Justru kita di tengah situasi geopolitik ini harus agresif," ucap Erick. 

Erick mencontohkan BUMN menjalankan penugasan penanganan covid-19, namun juga tetap melakukan aksi korporasi seperti konsolidasi holding, merger, hingga mencari mitra strategis. Erick ingin BUMN tetap dapat mengambil peluang di tengah kondisi global.

"Dengan situsasi seperti ini saya sudah ingatkan di kementerian, justru kita jangan slowing down, kita harus agresif. Siapa tahu di tengah kondisi seperti ini ada oportunity. Indonesia dilihat salah satu negara yang stabil secara pertumbuhan ekonomi dan juga secara politik," kata Erick. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement