Sabtu 20 Apr 2024 17:17 WIB

BMKG: Hujan Masih Berpotensi Terjadi di Wilayah Ini Hingga Akhir April 2024

Masyarakat bisa memanfaatkan hujan yang turun untuk mengisi bak penampungan.

Bersepeda Saat Hujan. Ilustrasi
Foto: Pixabay
Bersepeda Saat Hujan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM--Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan hujan masih berpotensi terjadi pada beberapa wilayah di Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga akhir April 2024.

Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat (NTB) Cakra Mahasurya mengatakan pada dasarian III April 2024 (21-30 April 2024) diprediksi hampir seluruh wilayah NTB masih berpotensi hujan dengan intensitas 20 milimeter/dasarian dengan probabilitas 80 persen.

Baca Juga

"Terdapat potensi hujan dengan intensitas 50 milimeter/dasarian dengan probabilitas 70 persen di sebagian Lombok Utara, Lombok Tengah, Sumbawa Barat, Bima, dan Dompu," katanya, dalam keterangan tertulisnya di Mataram, Sabtu (20/4/2024).

BMKG menyatakan hasil monitoring ENSO terakhir menunjukkan Indeks ENSO (+1.28) terpantau berada pada kondisi El Nino sedang atau kondisi El Nino sudah berlangsung selama 33 dasarian. Prediksi Indeks ENSO secara gradual akan beralih menjadi Netral mulai pada Mei-Juli 2024.

Sedangkan nilai anomali suhu permukaan air laut (SST) di Samudera Hindia menunjukkan nilai IOD netral (+0.24). Kondisi IOD diprediksi akan menjadi netral, setidaknya pada pertengahan tahun 2024. Aliran masa udara masih didominasi angin baratan, belokan angin terjadi di sekitar Sumatera dan Maluku.

Pertemuan angin terjadi di sekitar Sulawesi dan Laut Banda. Update terakhir Madden Julian Oscillation (MJO) terpantau aktif di wilayah Indonesia, kemudian MJO tidak aktif hingga akhir April 2024. "MJO aktif berkaitan dengan potensi peningkatan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia termasuk wilayah NTB," katanya.

Saat ini wilayah NTB berada pada periode peralihan musim hujan menuju musim kemarau. Masyarakat perlu mewaspadai adanya potensi bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat disertai angin kencang yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan bersifat lokal, banjir, dan tanah longsor.

"Selain itu masyarakat dapat memanfaatkan hujan yang turun untuk mengisi penampungan air," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement