Sabtu 20 Apr 2024 16:35 WIB

Berkaca dari Kebakaran Mampang, Tempat Usaha Diminta Siapkan Jalur Evakuasi Darurat

Tempat usaha juga harus menyediakan alat pemadam api ringan dan pendeteksi asap.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Ani Nursalikah
Tim INAFIS saat mengidentifikasi di lokasi kebakaran di Jalan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat (19/4/2024). Kebakaran yang menghanguskan toko bingkai tersebut terjadi pada Kamis (18/4) kemarin, sekitar pukul 19.30 WIB yang menewaskan sebanyak tujuh orang dan lima orang mengalami luka-luka. Ketujuh korban tersebut ditemukan tewas di lantai 2 saat petugas melakukan pendingina.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Tim INAFIS saat mengidentifikasi di lokasi kebakaran di Jalan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat (19/4/2024). Kebakaran yang menghanguskan toko bingkai tersebut terjadi pada Kamis (18/4) kemarin, sekitar pukul 19.30 WIB yang menewaskan sebanyak tujuh orang dan lima orang mengalami luka-luka. Ketujuh korban tersebut ditemukan tewas di lantai 2 saat petugas melakukan pendingina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebakaran yang terjadi di ruko Saudara Frame dan Gallery, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan pada Kamis (18/4/2024) menyebabkan tujuh orang meninggal dunia. Para korban itu diduga tak sempat menyelamatkan diri karena ruko itu tak memiliki pintu darurat untuk evakuasi.

Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Provinsi DKI Jakarta Satriadi Gunawan mengatakan kejadian itu harus menjadi pelajaran bagi semua pihak agar tidak terulang di kemudian hari. Karena itu, ia mengimbau masyarakat ikut memikirkan penanganan evakuasi saat terjadi kebakaran.

Baca Juga

"Terutama tempat usaha yang seperti ruko, jangan berpikir mau aman tapi enggak selamat," kata dia saat dihubungi Republika, Sabtu (20/4/2024).

Ia menilai, saat ini banyak tempat usaha yang pintu keluar masuknya ditutup menggunakan terali untuk meningkatkan faktor keamanan. Di sisi lain, banyak tempat usaha yang tidak menyediakan akses pintu darurat untuk para pegawainya.

"Mau aman tapi tidak mempersiapkan peralatan evakuasi untuk keselamatan. Minimal kan dibuatkan pintu keluar, jadi pada saat penghuni mau evakuasi sudah ada tempatnya," kata dia.

Satriadi menambahkan, tempat usaha juga harus menyediakan alat pemadam api ringan (APAR), sprinkle, dan smoke detector (pendeteksi asap). Peralatan itu dinilai dapat mencegah kejadian kebakaran makin membesar.

"Kan sekarang sudah banyak yang jual smoke detector mandiri pakai baterai," kata dia.

Ia menyatakan, kejadian kebakaran yang memakan banyak korban jiwa baru kembali terjadi di wilayah DKI Jakarta. Menurut dia, kejadian terakhir kebakaran yang menyebabkan banyak korban jiwa terjadi sekitar dua tahun lalu di Jakarta Timur.

"Kejadian ini harus membuat masyarakat lebih aware lagi untuk bisa mencegah kebakaran," kata dia.

Berdasarkan laporan Dinas Gulkarmat Provinsi DKI Jakarta, kebakaran ruko Saudara Frame dan Gallery itu terjadi pada Kamis sekitar pukul 19.30 WIB. Setidaknya terdapat 31 unit pemadam kebakaran (damkar) dengan jumlah personel mencapai 100 orang yang diterjunkan untuk menangani kebakaran itu.

Kebakaran itu menyebabkan lima orang mengalami luka-luka dan tujuh orang meninggal dunia. Tujuh orang yang meninggal dunia adalah dua orang perempuan dewasa, tiga orang pria dewasa, satu anak, dan satu balita.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement