Sabtu 20 Apr 2024 17:57 WIB

1.258 Calhaj di Sleman Ikut Bimbingan Manasik Haji Terakhir

Bimbingan manasik haji tingkat kabupaten sebelumnya sudah dua kali digelar.

Rep: Antara/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Manasik haji.
Foto: Republika
(ILUSTRASI) Manasik haji.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN — Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kembali menggelar kegiatan bimbingan manasik haji. Kegiatan yang digelar di serambi Masjid Agung dr Wahidin Soedirohoesodo pada Sabtu (20/4/2024) itu diikuti 1.258 calon jamaah haji (calhaj) 2024 dari Sleman.

Menurut Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kantor Kemenag Kabupaten Sleman Noor Imanah, kegiatan bimbingan manasik haji kali ini merupakan yang terakhir. “Sebelumnya, bimbingan manasik haji bagi calon jamaah haji telah dilaksanakan enam kali di tingkat kapanewon (kecamatan). Sementara untuk pelaksanaan bimbingan manasik haji tingkat Kabupaten Sleman telah dilaksanakan dua kali, dan kali ini yang terakhir,” ujar dia.

Baca Juga

Noor mengatakan, bimbingan manasik haji ini diisi dengan berbagai materi pelaksanaan haji sebagai bekal bagi para calhaj, yang dijadwalkan akan melaksanakan ibadah haji mulai 11 Mei 2024.

Kegiatan bimbingan manasik haji itu dihadiri Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo. Saat itu, Bupati menyerahkan secara simbolis baju batik calhaj Kabupaten Sleman kepada 17 perwakilan kapanewon.

Bupati mengatakan, kegiatan bimbingan ini merupakan salah satu persiapan penting bagi para calhaj. “Kegiatan ini sebagai persiapan untuk melatih para jamaah calon haji agar mengetahui dengan mendalam apa saja yang harus dilakukan, serta hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama menunaikan ibadah haji di Makkah al-Mukarramah,” ujar Bupati.

Dengan kegiatan tersebut, Bupati mengharapkan para calhaj dari Kabupaten Sleman nantinya dapat menunaikan ibadah haji dengan sebaik-baiknya sesuai tuntunan agama. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement