Sabtu 20 Apr 2024 21:00 WIB

Ratusan Santri Naik Kapal Balik Gratis dari Pulau Raas ke Situbondo

Kapal balik gratis itu disediakan Pemprov Jatim.

Rep: Antara/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Sejumlah santri turun dari kapal di Pelabuhan Jangkar, Situbondo, Jawa Timur.
Foto: ANTARA FOTO/Seno
(ILUSTRASI) Sejumlah santri turun dari kapal di Pelabuhan Jangkar, Situbondo, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, SITUBONDO — Ratusan santri dari Pulau Raas, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur (Jatim), memanfaatkan program kapal balik gratis selepas momen Lebaran 2024. Para santri itu kembali ke Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo melalui Pelabuhan Jangkar, Kabupaten Situbondo, Sabtu (20/4/2024).

Program balik gratis menggunakan kapal motor penyeberangan (KMP) Wicitra Dharma I itu merupakan program tahunan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim untuk memfasilitasi warga Pulau Raas. Menurut Kepala Seksi Teknik Kepelabuhanan UPT Pelabuhan Pengumpan Regional Banyuwangi Wilayah Kerja Jangkar, Situbondo, Tri Wahyono, pemberangkatan kapal balik gratis pada Sabtu ini merupakan tahap ketiga atau yang terakhir dari Pulau Raas ke Pelabuhan Jangkar.

Baca Juga

Tri mengatakan, KMP Wicitra Dharma I membawa 350 penumpang dari Pulau Raas, di mana sebagian besarnya merupakan santri yang akan kembali ke ponpes setelah Lebaran. “Penumpang ini didominasi santri. Ada 289 santri yang ikut kapal gratis. Selebihnya adalah pendamping santri dan masyarakat umum,” kata dia kepada wartawan di Situbondo.

Ketua Rayon Ikatan Santri Alumni Salafiyah Syafi’iyah (Iksass) Situbondo, Abdul Haq, mengatakan, pihaknya berkoordinasi dengan otoritas pelabuhan untuk mendahulukan santri masuk ke kapal agar mendapatkan tempat yang nyaman. “Kami meminta kepada pihak kapal agar mereka didahulukan masuk ke kapal dan mendapat tempat duduk karena mereka tidak ada orang tua yang mendampingi,” kata Abdul.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Terkait
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement