Ahad 21 Apr 2024 08:46 WIB

Masih Panas, China Harap Semua Pihak Redakan Situasi di Timur Tengah

China menentang tindakan apa pun yang makin meningkatkan ketegangan di Timur Tengah

Rudal dibawa dengan truk saat parade Hari Tentara di pangkalan militer di utara Teheran, Iran, Rabu, (17/4/2024).
Foto: AP Photo/Vahid Salemi
Rudal dibawa dengan truk saat parade Hari Tentara di pangkalan militer di utara Teheran, Iran, Rabu, (17/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China berharap ketegangan di Timur Tengah dapat mereda dan meminta agar pihak-pihak terkait dapat menahan diri pascaadanya laporan serangan Israel ke Iran pada Jumat, (19/4/2024). "China menentang tindakan apa pun yang semakin meningkatkan ketegangan di Timur Tengah dan akan terus memainkan peran konstruktif dalam meredakan situasi," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers rutin di Beijing, China pada Jumat.

Kantor berita Iran, Fars, melaporkan pada Jumat bahwa terdengar ledakan di dekat bandara kota Isfahan di Iran. Namun, penyebab suara masih belum diketahui dan penyelidikan masih berlangsung sampai rincian pasti dari insiden tersebut ditentukan.

Baca Juga

Sementara pada hari yang sama, seorang pejabat Amerika Serikat yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada CBS News dan ABC News, Israel menggunakan rudal balistik untuk menyerang Iran. Sayangnya ia tidak dapat memastikan apakah lokasi-lokasi di Suriah dan Irak juga terkena serangan tersebut.

"China mencatat laporan serangan tersebut. Kami menentang tindakan apa pun yang dapat memperburuk situasi," tambah Lin Jian singkat. Televisi resmi Pemerintah Iran mengonfirmasi adanya "ledakan besar" di Provinsi Isfahan tengah tetapi mencatat tidak ada fasilitas nuklir yang terkena dampak atau menjadi sasaran.

Laporan kantor berita negara Iran IRIB menyebut, ledakan keras disebabkan oleh aktivasi sistem pertahanan udara untuk mencegat beberapa kendaraan udara kecil tak berawak (UAV). Laporan itu juga menyebutkan bahwa pertahanan udara itu menembak jatuh beberapa drone di atas Provinsi Isfahan di Iran tengah.

Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) pada Jumat juga memastikan tidak ada kerusakan pada situs nuklir Iran setelah terjadi serangan udara oleh Israel. Militer Israel belum mengomentari laporan serangan tersebut tetapi mengatakan pertemuan keamanan saat ini sedang berlangsung di Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv.

Pada Satu (13/4/2024) malam, Korps Garda Revolusi Iran meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal ke arah Israel dalam serangan langsung pertamanya ke wilayah Israel sebagai balasan atas serangan udara pada 1 April terhadap fasilitas diplomatiknya di ibu kota Suriah.

Iran dilaporkan menembakkan lebih dari 300 drone dan rudal, tetapi hampir semuanya dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel dan sekutunya, yakni AS, Prancis, dan Inggris.

Israel belum secara resmi menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut, tetapi telah melakukan sejumlah serangan terhadap sasaran Iran di seluruh Suriah dalam beberapa bulan terakhir. Sementara, AS membantah terlibat dalam serangan-serangan tersebut dan Israel berjanji akan membalas serangan balasan Iran.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement