Ahad 21 Apr 2024 15:04 WIB

Diingatkan Waspada Donasi ke Pribadi, Mengapa Orang Indonesia Dikenal Dermawan?

Meski dermawan, masyarakat diimbau tetap teliti saat melakukan donasi.

Rep: Santi Sopia  / Red: Friska Yolandha
Ilustrasi donasi. Masyarakat Indonesia dikenal sebagai orang yang gemar berdonasi.
Foto: dok Bank Mandiri
Ilustrasi donasi. Masyarakat Indonesia dikenal sebagai orang yang gemar berdonasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Indonesia dikenal sebagai orang yang gemar berdonasi. Dalam World Giving Index 2023 saja, Indonesia kembali meraih skor tertinggi sebagai negara paling dermawan di dunia.

Peringkat teratas ini bahkan kabarnya diraih sebanyak enam kali berturut-turut. Survei tersebut digelar oleh Charities Aid Foundation setiap tahunnya, dengan jutaan orang diwawancarai di seluruh dunia sejak 2009.

Baca Juga

Masyarakat Indonesia pun tidak jarang menjadi sasaran penggalangan donasi. Ini termasuk dari selebriti, yayasan dan masih banyak lagi.

Baru-baru ini, aksi galang donasi oleh Youtuber mualaf kontroversial Korea, Daud Kim telah menyita perhatian. Ini setelah Kim menggalang donasi untuk pembangunan masjid di Korea, namun tidak melalui lembaga, melainkan rekening secara pribadi.

Namun beberapa selebriti lain tampak memperingatkan risiko penggalangan dana secara pribadi. Dikhawatirkan ada penyalahgunaan dana oleh oknum.

Mengapa orang Indonesia mendapat predikat dermawan? Menurut Sosiolog Universitas Nasional, Nia Elvia, ada latar belakang yang mendorong tindakan berbagi.

"Tindakan berbagi atau membantu sesama (tindakan kemanusiaan), saya kira masyarakat menilainya akan mempunyai nilai moralitas yang tinggi jika dilakukan tanpa publisitas," kata Nia, Ahad (21/4/2024).

Belakangan warganet Indonesia juga dikejutkan dengan donasi mencapai Rp 100 juta yang diterima seorang supir bus di Makassar. Hal ini setelah supir bus tersebut menjamu seluruh penumpangnya untuk makan di rumah mertua pada Hari Lebaran 1445 H, karena semua warung nasi tutup.

"Kalau kasus seperti supir bus, itu hanya tindakan spontan, Dan hal seperti ini kurang memberikan dampak yang signifikan. Karena masyarakat menilai tidak ada keberlangsungannya," lanjut Nia.

Akan tetapi masyarakat juga tetap perlu teliti ke mana mereka berdonasi. Sebab tidak sedikit oknum yang memanfaatkan situasi.

"Akan lebih efektif, donasi melalui lembaga yang sudah kridibel. Keberlangsungan bantuannya bisa 'terjamin' dan dampaknya akan lebih besar skalanya untuk 'menyentuh' masyarakat yang membutuhkan," kata Nia menambahkan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement