Ahad 21 Apr 2024 20:28 WIB

AS akan Luncurkan Pedoman Carbon Offset

Pedoman dibuat untuk pastikan kredit yang diberikan mencerminkan pengurangan nyata.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Emisi karbon (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Emisi karbon (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amerika Serikat akan meluncurkan pedoman penggunaan penyeimbang karbon (carbon offset) di dalam dan di luar pemerintahan. Hal ini dimaksudkan guna membangun kepercayaan di pasar karbon, serta memastikan bahwa kredit yang diberikan mencerminkan pengurangan emisi yang nyata, demikian menurut diplomat iklim tertinggi AS.

Peluncuran pedoman ini menyusul langkah Departemen Luar Negeri AS pada tahun 2022, bersama dengan dua lembaga filantropi, yang meluncurkan program penyeimbangan karbon yang dikenal sebagai Akselerator Transisi Energi (Energy Transition Accelerator/ETA). Program ini dibentuk untuk menghasilkan pendanaan swasta guna membantu negara-negara berkembang bertransisi ke energi bersih.

Baca Juga

"Pasar karbon adalah alat penting untuk menjaga pemanasan di bawah 1,5 derajat Celcius. Namun pasar karbon telah menjadi sasaran kritik keras, yang merusak kepercayaan akan kemampuan untuk menghasilkan pengurangan emisi yang signifikan,” kata John Podesta seperti dilansir Reuters, Ahad (21/4/2024).

Podesta meninjau beberapa hal yang akan diatur dalam pedoman tersebut, termasuk jaminan bahwa kredit karbon mewakili pengurangan emisi yang nyata dan permanen, serta bahwa penghitungan emisi dilakukan di tingkat sektoral.

Dari sisi permintaan, kata Podesta, perusahaan yang menggunakan kredit karbon tidak boleh menggantikan atau menunda upaya-upaya untuk berinvestasi secara langsung dalam mengurangi emisi mereka.

Pengumuman ini muncul di tengah perdebatan mengenai penggunaan carbon offset dalam inisiatif Science Based Targets - yang memvalidasi target iklim perusahaan - setelah sebuah rencana dewan untuk memungkinkan penyeimbangan emisi rantai pasokan dikritik oleh para stafnya.

Podesta dan John Kerry, mantan Menteri Luar Negeri yang mempelopori peluncuran ETA bersama Bezos Earth Fund dan Rockefeller Foundation, memuji keputusan SBTi untuk membuka standar mereka hingga penggunaan carbon offset.

Pada kesempatan yang sama, AS juga mengumumkan bahwa mereka telah memilih Center for Climate and Energy Solutions (C2ES), sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Washington, untuk bertindak sebagai sekretariat ETA, dan Kerry sebagai ketua penasihat ETA. 

“Jika kita tidak memobilisasi sektor swasta, kita tidak akan memenangkan pertarungan iklim ini. Kita memerlukan pasar karbon berkualitas tinggi untuk mendorong aksi,” kata Kerry.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement