Senin 22 Apr 2024 01:25 WIB

Andi Seto Beri Penghargaan Asrianty sebagai Figur Kartini Masa Kini

Asrianty seorang janda yang berjuang sendiri untuk empat anak dan ibunya.

Mantan bupati Sinjai, Andi Seto Asapa, saat memberi penghargaan kepada Asrianty sebagai Kartini Masa Kini.
Foto: istimewa/doc humas
Mantan bupati Sinjai, Andi Seto Asapa, saat memberi penghargaan kepada Asrianty sebagai Kartini Masa Kini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Hari Kartini pada 21 April 2024, menjadi hari yang membahagiakan bagi Asrianty (40 thn). Ibu empat anak ini tidak pernah menduga akan kedatangan bakal calon wali kota Makassar Andi Seto Asapa, yang mengapresiasinya dengan memberi penghargaan sebagai Kartini Masa Kini.

“Saya senang, kaget dan takpercaya kalau amu yang berkunjung ke rumah saya itu adalah orang penting. Bahkan, saya dengar, Pak Andi Seto itu ternyata bupati Sinjai yang baru selesai menjabat," kata Asrianty, Ahad (21/3/2024).

Dalam siaran pers disebutkan, Andi Seto mendatangi rumah Asrianty di jalan Deppasawi Dalam, Kelurahan  Maccini Sombala, Kecamatan Tamalate. Andi Seto datang untuk memberi apresiasi atas perjuangan Asrianty dalam menghidupi dan menyekolahkan keempat anaknya.

Asrianty awalnya tidak tahu kalau yang datang ke rumah kontrakannya adalah seorang mantan bupati Sinjai, yang saat ini dikabarkan menjadi bakal calon Pilkada Makassar. Ia baru tahu, setelah beberapa warga datang dan membisikinya, jika pria muda dengan pakaian sederhana itu adalah Andi Seto Asapa.

Andi Seto sendiri saat ditanya wartawan perihal kedatangannya yang mengejutkan warga itu, mengatakan jika ia ingin memberi pesan bahwa Hari Kartini tak boleh berhenti hanya pada isu emansipasi. Menurunya, hari Kartini juga harus bermakna luas yang sesuai dengan tuntutan masa kini. 

“Salah satunya, adanya pesan kuat tentang perjuangan dan pengorbanan seorang wanita, baik dalam kontek keluarga, maupun dalam kehidupan sosial di masyarakat,” kata Andi Seto.

Asrianty adalah seorang wanita yang berjuang sendiri tanpa lelah untuk menghidupi keluarganya. Ia berjuang agar bisa memberi makan dan menyekolahkan anak-anaknya. Bahkan Asrianty juga  merawat ibunya yang renta dan sakit-sakitan. Bagi Andi Seto, ini juga pesan Kartini.

Asrianty yang sudah menjanda itu rela kerja serabutan, mulai dari jualan gorengan, pop ice dan menjadi pembantu rumah tangga. "Nah, Ibu Asrianty itu yang sejatinya Kartini masa kini. Kalau dulu kita menganggap Kartini itu sebagai pejuang emansiapasi, tapi hari ini, Kartini juga harus dimaknai sebagai pejuang keluarga," katanya.

Karena itulah, kata Andi Seto, dirinya merasa terpanggil untuk datang ke tempat tinggal Asrianty, hanya ingin memberinya apresiasi, penghormatan, sekaligus penghargaan atas keuletannya, keikhlasannya dan pengorbanannya menjadi tulang punggung keluarga.

Meskipun, lanjut Andi Seto, dirinya tahu bahwa banyak Kartini-Kartini lain selain Asrianty. Mereka juga memiliki semangat berjuang dan berkorban dalam menghidupi keluarganya.

"Paling tidak, lewat penghargaan ini, saya ingin memberi pesan kepada siapa saja, khususnya para politisi dan pejabat untuk tidak menutup mata, bahwa di tengah masyarakat kita itu masih banyak Ibu-ibu yang berjuang sendirian untuk menghidupi keluarganya," ungkap Andi Seto.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement