REPUBLIKA.CO.ID, WONOSOBO -- Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia menyebutkan ada 30 laporan penerbangan balon udara liar selama periode mudik dan balik Lebaran 2024.
“Dari data laporan pilot atau PIREP yang kami terima selama periode Lebaran 2024 ini sementara ada 30 laporan,” kata Sekretaris Perusahaan AirNav Indonesia Hermana Soegiantoro di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Ahad (21/4/2024).
Menurut Hermana, jumlah tersebut turun bila dibandingkan dengan laporan yang diterima AirNav Indonesia pada tahun 2023 sebanyak 68 laporan. Hermana menyampaikan dari puluhan laporan mengenai penerbangan udara yang diduga dilakukan secara liar, ia bersyukur karena tidak ada balon udara yang mengenai pesawat.
“Sementara ini belum dan mudah-mudahan tidak ada. Tapi kami pernah menerima rekaman video dari pilot yang melihat balon dari jarak dekat,” ucap Hermana.
Ia menjelaskan selama pihaknya menerima laporan penerbangan balon udara secara liar, AirNav biasanya mengeluarkan NOTAM (Notice to Airmen) ke semua maskapai. “Lalu kami divert sedikit rute penerbangan sehingga menghindari area yang potensi bahaya,” jelasnya.
Dari tahun 2017, lanjut Hermana, AirNav secara aktif melakukan sosialisasi bahaya balon udara terhadap penerbangan. Sosialisasi dilakukan di dua daerah yang ada di Jawa Tengah yakni Pekalongan dan Wonosobo, sebagai wilayah yang dikenal dengan tradisi balon udara.
Lebih lanjut Hermana mengatakan pihaknya bekerja sama dengan pemerintah daerah, TNI-Polri dan komunitas balon setempat, melakukan berbagai sosialisasi dalam bentuk spanduk, baliho, konten di media sosial, pemberdayaan masyarakat lewat program tanggung jawab sosial.
“Juga pembuatan festival balon udara yang ditambatkan dengan minimal tiga utas tali, sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 40 Tahun 2018 tentang Penggunaan Balon Udara pada Kegiatan Budaya Masyarakat,” tutur Hermana.
Ia menambahkan tradisi penerbangan balon udara dapat dilakukan namun harus sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku, sehingga tidak membahayakan keselamatan penerbangan. Hermana menekankan pentingnya menaati aturan yang ditetapkan dalam penerbangan balon udara agar tidak mengganggu penerbangan pesawat karena di atas Pulau Jawa, terdapat rute penerbangan tersibuk di Indonesia, dengan rata-rata 150 penerbangan per hari.
“Daripada diterbangkan secara bebas dan liar, lebih baik difestivalkan dengan cara ditambatkan sehingga dapat menjadi daya tarik wisata yang unik dan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat,” kata Hermana.
Sebelumnya, Direktur Navigasi Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Sigit Hani Hadiyanto memantau langsung puncak festival balon udara di alun-alun Wonosobo, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, sehingga tidak mengganggu penerbangan udara.
“Pagi ini kami berada di Kota Wonosobo, tepatnya di alun-alun kota Wonosobo mengikuti dan memantau festival balon udara sebagai bagian dari festival mudik yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo,” kata Sigit di sela menghadiri pelaksanaan acara puncak festival balon udara di lapangan alun-alun Wonosobo.
Sigit menilai penyelenggaraan budaya festival balon udara yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Wonosobo sudah menaati aturan yang telah ditetapkan sehingga tidak mengganggu keselamatan penerbangan.
Di tempat yang sama, Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat mengapresiasi antusiasme masyarakat dalam meramaikan tradisi tersebut sebagai upaya bersama dalam pelestarian tradisi dan budaya lokal di Wonosobo.
“Festival balon udara ini diikuti sebanyak 53 komunitas balon udara. Semoga tahun depan bisa lebih baik lagi,” kata Afif di sela pelepasan penerbangan balon udara.
Masyarakat sangat antusias menghadiri puncak festival tersebut. Hal itu dilihat masyarakat dari berbagai golongan usia baik anak-anak hingga dewasa berdatangan di lokasi penerbangan balon udara sejak pukul 05.30 WIB.
Sementara itu, TNI-Polri juga terlihat di ruas-ruas jalan sekitar alun-alun Wonosobo untuk mengamankan pelaksanaan festival tersebut.