Senin 22 Apr 2024 10:35 WIB

Diwarnai Sentimen Domestik dan Global, IHSG Dibuka Menguat

IHSG dibuka menguat 12,20 poin atau 0,17 persen ke posisi 7.099,52.

Karyawan mengamati layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan mengamati layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (22/4/2024), diperkirakan bergerak sideways (mendatar) di tengah adanya sentimen yang berasal dari domestik maupun global. IHSG dibuka menguat 12,20 poin atau 0,17 persen ke posisi 7.099,52. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 2,45 poin atau 0,27 persen ke posisi 922,76.

“Fokus tertuju pada rilis kinerja kuartal I 2024 dengan emiten BBCA akan mengumumkan kinerja kuartal I 2024 pada hari ini. IHSG berpeluang bergerak sideways pada awal pekan,” sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin (22/4/2024).

Baca Juga

Dari dalam negeri, sidang pembacaan putusan sengketa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 akan digelar pada Senin (22/4/2024) pukul 09.00 WIB. Selain itu, fokus pelaku pasar juga tertuju pada rilis neraca perdagangan Indonesia beserta data ekspor dan impor periode Maret 2024, yang diperkirakan akan mencapai 1,54 miliar dolar Amerika Serikat (AS), atau naik tipis dibandingkan Februari 2024 yang mencapai 0,87 miliar dolar AS.

Dari Asia pada hari ini, suku bunga China atau Loan Prime Rate (LPR) tenor satu dan lima tahun akan dirilis, yang cukup menjadi perhatian pasar karena China saat ini memiliki perekonomian yang cukup lambat dan proyeksi pertumbuhan ekonomi China pada 2024 diperkirakan menurun dibandingkan 2023.

Pelaku pasar memprediksi suku bunga China masih berada di angka 3,45 persen untuk LPR satu tahun dan 3,95 persen untuk LPR lima tahun. Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan lalu, bergerak sangat volatile, yang mana indeks Nasdaq melemah 2,05 persen menjadi 15.282,01, sedangkan S&P 500 turun 0,88 persen menjadi 4.967,23, menuju ke bawah level 5.000.

Secara keseluruhan, bursa AS bergerak volatile merespons kondisi ekonomi AS yang masih sulit untuk The Fed menurunkan suku bunga dan geopolitik yang memanas di Timur Tengah yang menimbulkan ancaman kenaikan harga minyak, sehingga menjadi risiko bagi inflasi akan sulit turun.

Pelaku pasar juga menunggu rilis data Purchasing Managers' Index (PMI) yang secara umum diperkirakan naik baik composite, manufacturing, dan services masing-masing menjadi 52,5, 52, dan 51,8.

Apabila hal ini benar-benar terjadi, maka dapat dikatakan ekonomi AS masih cukup kuat dan berujung pada ekspektasi pemangkasan suku bunga masih belum akan terjadi dalam waktu dekat.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei menguat 159,90 poin atau 0,43 persen ke 37.228,30, indeks Hang Seng menguat 367,79 poin atau 2,27 persen ke 16.591,93, indeks Shanghai menguat 3,54 poin atau 0,12 persen ke 3.068,80, dan indeks Straits Times menguat 49,76 poin atau 1,57 persen ke 3.226,27.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement