Senin 22 Apr 2024 10:44 WIB

Mufti Besar Arab Saudi Desak Manfaatkan Teknologi Perjelas Prinsip Islam

Keputusan ulama bisa diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Bendera Arab Saudi.
Foto: Eurosport
Bendera Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Mufti Agung Arab Saudi Abdulaziz bin Abdullah Al-Sheikh telah menyoroti kemampuan beradaptasi hukum Islam dalam mengatasi masalah kontemporer dan menekankan meningkatnya tanggung jawab para cendekiawan Muslim di tengah kemajuan teknologi.

Berbicara pada pertemuan ke-23 Dewan Fiqh Islam dan Liga Dunia Muslim (MWL) di Riyadh, Arab Saudi, Al-Sheikh menekankan pentingnya para ulama Islam mengatasi tantangan di era modern.

Baca Juga

Dilansir dari Aawsat, pada Senin (22/4/2024), Al-Sheikh juga menekankan perlunya penelitian yang ketat, mendorong penggunaan teknologi untuk meningkatkan kolaborasi di antara otoritas agama. Majelis tersebut bertujuan mengatasi masalah-masalah kontemporer yang dihadapi oleh umat Muslim dan minoritas dan mengeluarkan putusan mengenai mereka.

Keputusan-keputusan ini akan diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan dibagikan melalui saluran media untuk memperjelas prinsip-prinsip Islam dan menunjukkan kemampuan beradaptasi fiqih Islam.

Sesi pembukaan menekankan perlunya upaya kolaboratif di antara para cendekiawan dan badan-badan keagamaan untuk mengatasi tantangan-tantangan yang muncul dan meningkatkan stabilitas dan kebahagiaan masyarakat.

Sekretaris Jenderal MWL Mohammed bin Abdul Karim Al-Issa menyoroti fokus majelis pada masalah hukum kontemporer dan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh para ulama terkemuka. Al-Issa menekankan sangat penting bagi para cendekiawan Islam terkemuka untuk mengatasi tantangan baru, sebagai bagian dari tugas ilmiah mereka.

“Perlunya penelitian dan interpretasi menyeluruh untuk memperjelas putusan hukum, selaras dengan tanggung jawab agama,” kata Al-Issa.

Al-Issa juga menyoroti pentingnya menunjukkan fiqih Islam dapat menangani masalah yang muncul. Dia mencatat Dewan Fiqh Islam adalah yang tertua dari jenisnya dalam sejarah Islam, dan keanggotaan didasarkan pada prestasi akademik.

Kepala MWL menegaskan kembali bahwa majelis tersebut telah mendapatkan kepercayaan atas sejarah panjangnya dan kontribusinya sangat dihormati dan dibahas di kalangan akademis dan penelitian.

Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Hissein Ibrahim Taha menyoroti pentingnya Arab Saudi menjadi tuan rumah pertemuan penting para tokoh agama dan cendekiawan terkemuka dari dunia Islam ini. Dia juga menekankan peran Arab Saudi dalam mendukung tren positif dan menjaga komunitas Muslim dari berbagai tantangan.

“Perlunya keilmuan kontemporer untuk menjaga dunia Islam selaras dengan perkembangan global,” ujar Taha.

Dia memuji persatuan di antara ulama Islam dari berbagai negara, dan menekankan pengabdian kolektif mereka terhadap keyakinan mereka.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement