Senin 22 Apr 2024 19:52 WIB

Ekspor Durian ke China Dinilai Makin Potensial

Menurut Luhut, masyarakat di Sulawesi Tengah dapat menjadi lebih sejahtera.

Pembeli memilih durian di desa penghasil durian (ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pembeli memilih durian di desa penghasil durian (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membidik Sulawesi Tengah untuk mengembangkan potensi ekspor komoditas durian bersama China.

“Durian ini jangan dianggap enteng. Sekarang kita cari tempatnya, kita lihat di Sulawesi Tengah ada lahan bisa untuk durian,” ujar Luhut sebagaimana dipantau melalui akun Instagram resminya, luhut.pandjaitan, di Jakarta, Ahad (21/4/2024).

Baca Juga

Luhut mengungkapkan bahwa pembahasan mengenai durian bersama Menteri Luar Negeri China Wang Yi berlangsung ketika mereka sedang makan malam.

“Mereka (China) impor durian itu sampai 8 miliar dolar AS. Bisa bayangkan kalau misalnya Sulawesi Tengah bisa ekspor 500 juta dolar AS saja, itu berapa banyak petani yang dapat,” kata dia.

Sebesar 100 ribu dolar AS saja, tutur Luhut melanjutkan, sudah setara dengan Rp 1 triliunan. Menurut Luhut, masyarakat di Sulawesi Tengah dapat menjadi lebih sejahtera dengan mengekspor durian senilai Rp 1,5 triliun.

“Itu akan membuat kesejahteraan di sana (Sulawesi Tengah). Luar biasa,” ucap dia.

Lebih lanjut, Luhut juga mengatakan bahwa dirinya bersama Wang Yi juga membahas mengenai kerja sama riset di bidang hortikultura antara Indonesia dengan China.

Pemerintah Indonesia, kata Luhut, mempersiapkan fasilitas riset tersebut di Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Luhut mengimbau generasi muda Indonesia untuk turut terlibat dalam kerja sama riset antarnegara tersebut.

“Untuk kita melihat nanti yield daripada cabai, kemudian bawang putih, kentang, semacam itu. Harus ada mitra lokal,” kata Luhut.

Menurut dia, dengan kolaborasi dalam adopsi modelling China di bidang riset dan teknologi pertanian, serta penguatan kualitas produk pertanian, terutama untuk padi, tanaman hortikultura, dan buah-buahan terutama durian, Indonesia dapat mewujudkan ketahanan pangan yang mendesak.

“Saya pikir, kalau ekosistem ini dibangun, saya kira akan bagus,” kata Luhut.

Pernyataan tersebut ia sampaikan terkait hasil dari Pertemuan Ke-4 High Level Dialogue and Cooperation Mechanism (HDCM) RI–RRT di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Jumat (19/4).

Selain kerja sama di bidang agrikultur, Luhut juga membahas kerja sama di bidang transportasi dan kemaritiman.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement