REPUBLIKA.CO.ID, LUKSEMBURG -- Menteri-menteri luar negeri Uni Eropa akan bertemu di Luksemburg untuk membahas peningkatan pertahanan udara Ukraina dan memperluas sanksi ke Iran. Meski juga akan membahas perang di Sudan tapi sebagian besar fokus pertemuan Senin (22/4/2024) ini adalah perang di Ukraina dan Timur Tengah.
Dengan meningkatnya serangan udara Rusia ke infrastruktur energi dan target-target lain di Ukraina. Blok yang berisi 27 negara anggota itu ditekan untuk memasok lebih banyak sistem pertahanan udara ke Kiev, termasuk sistem pertahanan Patriot.
Kiev dan sekutu-sekutu Eropanya mendapat bantuan setelah House of Representative Amerika Serikat (AS) meloloskan Rancangan Undang-undang paket bantuan senilai lebih dari 60 miliar dolar AS ke Ukraina. Namun Sekretaris Jenderal Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg dan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borell, meminta negara-negara Eropa meningkatkan upaya mereka sendiri untuk mengirimkan senjata ke Ukraina terutama pertahanan udara.
Dalam pertemuan via video menteri-menteri pertahanan NATO dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Jumat (18/4/2024) lalu, Stoltenberg mengatakan ia berharap pengumuman bantuan segera disampaikan. "NATO sudah memetakan kemampuan yang ada di seluruh aliansi dan terdapat sistem-sistem yang bisa disediakan untuk Ukraina," katanya.
"Selain Patriot, terdapat senjata lain yang dapat diberikan aliansi termasuk (sistem Prancis) SAMP/T,” tambahnya. Sejauh ini hanya Jerman anggota Uni Eropa yang menyatakan akan mengirimkan sistem Patriot tambahan sebagai respon atas permintaan terbaru Ukraina. Para menteri luar negeri Uni Eropa akan bergabung dengan menteri-menteri pertahanan untuk membahas Ukraina bersama menteri luar negeri dan pertahanan Ukraina.
Mereka akan membahas krisis di Timur Tengah yang dimulai serangan Israel ke Gaza. Para menteri Uni Eropa akan mencari kesepakatan mengenai seberapa jauh sanksi yang dijatuhkan ke Iran setelah Teheran menggelar serangan drone dan rudal ke Israel pekan lalu.
Uni Eropa sudah memberikan sejumlah sanksi pada Iran atas proliferasi senjata pemusnah massal, pelanggaran hak asasi manusia dan memasok drone ke Rusia. Pekan lalu, pemimpin Uni Eropa sepakat untuk kembali menjatuhkan sanksi pada Iran.
Banyak negara-negara Uni Eropa yang menyerukan sanksi yang berkaitan dengan drone diperluas agar mencakup rudal dan pengirimannya ke proksi-proksi Iran di Timur Tengah. Para diplomat mengatakan negara-negara Uni Eropa juga akan berdebat mengenai sanksi baru yang berkaitan dengan produksi rudal Iran.
Sejumlah negara juga mendorong Uni Eropa mencari cara untuk menetapkan Garda Revolusi Iran sebagai organisasi teroris. Namun para pejabat Uni Eropa mengatakan mereka belum menemukan dasar hukum untuk langkah tersebut dan tidak yakin langkah itu akan didukung semua negara anggota.