Senin 22 Apr 2024 15:21 WIB

Hari Bumi 2024 Kampanyekan Pengurangan Sampah Plastik Hingga 60 Persen pada 2040

Hari Bumi diperingati setiap 22 April 2024 dan tahun ini bertema 'Planet Vs Plastik'.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Sampah plastik (ilustrasi). Tema Hari Bumi 2024 mengajak masyarakat kurangi sampah plastik hingga 60 persen pada 2024.
Foto: www.freepik.com
Sampah plastik (ilustrasi). Tema Hari Bumi 2024 mengajak masyarakat kurangi sampah plastik hingga 60 persen pada 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bumi kini diperkirakan dihuni oleh delapan miliar manusia. Untuk itu, penting untuk saling mengingatkan bahwa bumi harus dijaga alamnya.

Peringatan Hari Bumi yang jatuh setiap 22 April membawa semua umat manusia kepada tugas utama dalam menjaga bumi, dan apakah upaya yang dilakukan sudah berhasil menekan hal-hal yang membahayakan bumi, seperti perubahan iklim hingga global boiling.

Baca Juga

Tema Hari Bumi tahun 2024 "Planet vs Plastik" menyerukan kepada para pemimpin dunia, pengusaha, dan masyarakat untuk mengurangi produksi plastik sebesar 60 persen pada 2040. Tema ini juga menyerukan penghapusan sepenuhnya plastik sekali pakai pada akhir dekade ini.

“Kata ‘lingkungan’ berarti apa yang ada di sekitar kita. Dalam hal plastik, kita telah menjadi produknya sendiri, dia mengalir melalui aliran darah kita, menempel pada organ dalam kita, dan membawa serta logam berat yang diketahui menyebabkan kanker dan penyakit,” kata Presiden earthday.org Kathleen Rogers, dilansir Time, Senin (22/4/2024).

“Kampanye 'Planet vs Plastik' adalah seruan untuk mengangkat 'senjata', sebuah tuntutan agar kita bertindak sekarang untuk mengakhiri momok plastik dan menjaga kesehatan setiap makhluk hidup di planet kita,” kata Rogers lagi.

Seorang senator Partai Demokrat dari Wisconsin, Gaylord Nelson, semakin khawatir terhadap keadaan lingkungan hidup di Amerika Serikat pada 1960-an. Setelah tumpahan minyak besar-besaran di Santa Barbara, California pada Januari 1969, ia mempunyai ide untuk meluncurkan pengajaran berskala nasional yang berfokus pada lingkungan di kampus-kampus.

Nelson mengambil inspirasi dari gerakan antiperang melawan Perang Vietnam yang terjadi di kampus-kampus sekitar AS. Nelson merekrut Denis Hayes, seorang aktivis muda, untuk membantu menyampaikan ide tersebut ke publik.

Hayes, salah satu pencetus Hari Bumi pertama, sebelumnya mengatakan kepada Time bahwa ide di balik peringatan ini muncul menyusul sejumlah peristiwa yang menarik perhatian terhadap lingkungan, termasuk peluncuran buku Silent Spring karya Rachel Carson pada 1962 dan Cuyahoga River 1969 yang saat itu kebakaran. Hayes mengatakan, kemunculan ide ini belum pernah dibicarakan di mana pun. Saat itu, ada sejumlah kelompok di AS yang bekerja pada isu-isu lingkungan yang berbeda untuk mengurangi polusi udara, memberikan perhatian terhadap dampak pestisida terhadap pekerja pertanian, dan banyak lagi, mereka semua tidak pernah bekerja sama.

“Apa yang kami lakukan adalah menggabungkan berbagai aspek itu, termasuk isu perlindungan satwa liar, dan menyatukan semuanya. Kedengarannya aneh saat ini, tapi saat itu, orang-orang yang terlibat dalam berbagai penyebab itu tidak menganggap diri mereka memiliki kesamaan satu sama lain,” kata dia kepada Time pada 2019. 

Jutaan orang berpartisipasi dalam gerakan Hari Bumi yang pertama, menghasilkan disahkannya undang-undang lingkungan hidup yang penting, termasuk Undang-Undang Pendidikan Lingkungan Hidup Nasional, Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan Undang-undang Udara Bersih di AS pada akhir tahun itu. “Hari Bumi tahun 1970 mencapai keselarasan politik yang jarang terjadi, mendapatkan dukungan dari Partai Republik dan Demokrat, kaya dan miskin, penduduk kota dan petani, pemimpin bisnis dan buruh,” tulis laman sejarah earthday.org.

Namun, dampaknya mencakup lebih dari satu negara saja. Gerakan ini menjadi global pada 1990, setelah sekelompok pemimpin lingkungan hidup mendekati Hayes untuk mengadakan kampanye besar lainnya untuk bumi, yang memobilisasi 200 juta orang di 141 negara.

Di milenium baru, gerakan ini mengalihkan fokusnya ke kampanye melawan pemanasan global. Pada 2020, lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia berpartisipasi dalam aksi Hari Bumi.

Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, sekitar 18 juta hektare hutan hilang setiap tahun karena deforestasi. Untuk mengatasi hal itu, earthday.org mendirikan Canopy Project pada 2010 dan mengatakan bahwa mereka telah menanam puluhan juta pohon di seluruh dunia.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement