Senin 22 Apr 2024 18:05 WIB

Gagal Cegah Serangan Hamas, Kepala Intelijen Israel Mundur

Pada 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan roket skala besar terhadap Israel.

Red: Ani Nursalikah
Warga Palestina memeriksa rumah mereka yang hancur di kamp pengungsi Al Maghazi, Jalur Gaza tengah, 15 April 2024, menyusul serangan udara Israel.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Warga Palestina memeriksa rumah mereka yang hancur di kamp pengungsi Al Maghazi, Jalur Gaza tengah, 15 April 2024, menyusul serangan udara Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Kepala Direktorat Intelijen Militer Israel Aharon Haliva mengumumkan pengunduran dirinya karena kegagalan departemennya dalam mencegah serangan gerakan Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023, Senin (22/4/2024).

"Dengan berkoordinasi dengan Kepala Staf Umum (Herzi Halevi), Kepala Direktorat Intelijen MG Aharon Haliva telah meminta diberhentikan dari jabatannya menyusul tanggung jawab kepemimpinannya sebagai Kepala Direktorat Intelijen atas peristiwa 7 Oktober," unggah angkatan bersenjata Israel (IDF) di media sosial X.

Baca Juga

Pada 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan roket skala besar terhadap Israel dan melanggar perbatasan, menyerang lingkungan sipil dan pangkalan militer. Hampir 1.200 orang di Israel tewas dan sekitar 240 lainnya diculik dalam serangan itu.

Israel melancarkan serangan balasan, memerintahkan blokade total terhadap Gaza, dan memulai serangan darat ke daerah kantong Palestina dengan tujuan melenyapkan pejuang Hamas dan menyelamatkan para sandera. Hasilnya, lebih dari 34 ribu orang syahid sejauh ini akibat serangan Israel di Jalur Gaza.