REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Seorang bayi perempuan dilahirkan dari rahim seorang warga Palestina yang terbunuh bersama suami dan putrinya akibat serangan Israel di kota Rafah, Gaza, terdapat 19 orang tewas dalam semalam dalam serangan yang intensif.
Konflik yang terjadi di Gaza, Palestina masih belum menemukan titik terang dalam upaya gencatan senjata. Banyak korban jiwa yang berjatuhan selama konflik tersebut dan sulit untuk bertahan hidup di tengah suara ledakan – ledakan. Korban tersebut tewas dalam serangan yang mengarah ke dua rumah, termasuk 13 anak dari satu keluarga yang sama.
Bayi tersebut lahir dengan berat 1,4 kg dan dilahirkan melalui operasi Caesar darurat. Syukurnya, bayi tersebut lahir dalam kondisi yang stabil dan membaik secara bertahap. Bayi tersebut telah ditempatkan di inkubator dan berada di Rumah Sakit Lapangan UEA di Rafah bersama dengan bayi lainnya.
Putri kecil Sakani, Malak, yang tewas dalam serangan itu ingin menamai adik barunya Rouh, yang memiliki arti roh dalam bahasa Arab, kata pamannya Rami Al Sheikh. Bayi tersebut akan dirawat di rumah sakit selama tiga sampai empat minggu.
“Setelah itu kita lihat kepergiannya, dan ke mana anak ini akan pergi, ke keluarga, ke bibi atau paman atau kakek dan neneknya. Inilah tragedi terbesar. Kalaupun anak ini selamat, dia terlahir sebagai yatim piatu,” kata Pamannya, Rami Al Sheikh, dikutip dari GulfNews, Senin (22/04/2024).
Ketika ditanya tentang jumlah korban di Rafah, juru bicara militer Israel mengatakan berbagai sasaran militan diserang di Gaza termasuk kompleks militer, pos peluncuran dan orang-orang bersenjata. Lebih dari setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza memadati Rafah, mencari perlindungan dari serangan Israel yang telah menghancurkan sebagian besar Jalur Gaza selama enam bulan terakhir.
Israel mengancam akan melakukan serangan darat ke wilayah tersebut, dimana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan para pasukan dari kelompok militan Hamas harus dilenyapkan untuk memastikan kemenangan Israel dalam perang tersebut. Presiden Joe Biden juga telah mendesak Israel untuk tidak melancarkan serangan besar-besaran di Rafah untuk menghindari lebih banyak korban sipil Palestina.