Senin 22 Apr 2024 22:31 WIB

Keutamaan Membangun Masjid

Masjid merupakan tempat seluruh umat muslim menjalani serangkaian ibadah.

Rep: Mgrol150/ Red: Muhammad Hafil
Sejumlah pekerja menyelesaikan pemasangan atap pada proyek pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Magelang, di Sawitan, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (19/12/2023). Pembangunan masjid berkonsep Islamic Center seluas 4,9 hektare dengan anggaran pembangunan sebesar Rp120 miliar tersebut diharapkan menjadi destinasi wisata religi pelengkap Candi Borobudur.
Foto: ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Sejumlah pekerja menyelesaikan pemasangan atap pada proyek pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Magelang, di Sawitan, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (19/12/2023). Pembangunan masjid berkonsep Islamic Center seluas 4,9 hektare dengan anggaran pembangunan sebesar Rp120 miliar tersebut diharapkan menjadi destinasi wisata religi pelengkap Candi Borobudur.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN – Masjid merupakan tempat seluruh umat muslim menjalani serangkaian ibadah. Serta tempat untuk menuntuk ilmu dan mempelajari agama Islam pada zaman Nabi Muhammad SAW. Terdapat kemuliaan bagi seseorang yang membangun masjid untuk membantu orang – orang menjalankan ibadahnya.

“Jika ada sekelompok orang berserikat dalam membangun masjid, maka kelak masing-masing dari mereka mendapatkan istana di surga sebagaimana sebuah komunitas bekerja sama memerdekakan hamba, maka masing-masing terbebas dari neraka,” dikutip dari kitab yang berjudul, Bughyah Al Mustarsyidin hamisy Hasyiyah Al Syathiri ala Al Bughyah karya Habib Abdurrahman bin Muhammad Ba’alawi Al Masyhur, Minggu (21/04/2024).

Baca Juga

Pernyataan tersebut juga sesuai dengan Hadits Riwayat Ahmad yang berbunyi,

  مَنْ بَنَى لِلهِ مَسْجِدًا وَلَوْ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ لِبَيْضِهَا، بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ   

Artinya : “Barangsiapa membangun masjid karena Allah, meski seukuran lubang tempat burung qatha bertelur, maka Allah membangun untuknya rumah di surga.”

Pahala yang begitu besar bagi orang yang membangun masjid, jika dalam hal tersebut dibangun secara bersama – sama seperti Pembangunan secara kolektif. Artinya, siapapun yang berkontribusi atas berdirinya masjid, ia juga akan mendapatkan keutamaan diberikan rumah di surga Allah SWT.

Begitu besarnya keutamaan dalam membangun masjid harus juga didasari dengan niat yang baik. Agar Allah SWT dapat memberi ridha-Nya. Seperti mensyiarkan agama Islam, menghidupi kegiatan dengan beribadah, dan sebagainya.

Amalan yang sungguh mulia tersebut dapat membawa seseorang masuk ke surganya Allah SWT dan bagi mereka yang dapat memakmurkan masjid Allah SWT akan termasuk ke dalam golongan yang akan mendapatkan petunjuk dari-Nya. Seperti yang dijelaskan pada surat At taubah ayat 18 yang berbunyi,

اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ ۗفَعَسٰٓى اُولٰۤىِٕكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ

Arab Latin: Innamā ya‘muru masājidallāhi man āmana billāhi wal-yaumil-ākhiri wa aqāmaṣ-ṣalāta wa ātaz-zakāta wa lam yakhsya illallāh(a), fa ‘asā ulā'ika ay yakūnū minal-muhtadīn(a).

Artinya : “Sesungguhnya yang (pantas) memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, mendirikan salat, menunaikan zakat, serta tidak takut (kepada siapa pun) selain Allah. Mereka itulah yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.”

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement