Selasa 23 Apr 2024 08:36 WIB

Pengamat: Gandeng PDIP dan Megawati, Prabowo Bisa Lepas dari Bayang-Bayang Jokowi

Meski sudah menang, kemenangan Prabowo hanya 58 persen.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Agus raharjo
Capres pemenang Pilpres 2024, Prabowo Subianto saat menyampaikan imbauan kepada pendukungnya, Kamis (18/4/2024) malam. Ketua Umum Partai Gerindra itu meminta para pemilih dan pendukungnya membatalkan aksi besar-besaran yang rencananya digelar depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jumat (19/4/2024).
Foto: Dok Tim Media Prabowo
Capres pemenang Pilpres 2024, Prabowo Subianto saat menyampaikan imbauan kepada pendukungnya, Kamis (18/4/2024) malam. Ketua Umum Partai Gerindra itu meminta para pemilih dan pendukungnya membatalkan aksi besar-besaran yang rencananya digelar depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jumat (19/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru besar Ilmu Politik dari Universitas Andalas, Asrinaldi, menilai presiden terpilih, Prabowo Subianto, akan berupaya memperkuat legitimasinya pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK). Asrinaldi menyebut setelah MK menolak gugatan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Prabowo sudah tidak terbantahkan lagi sebagai pemenang Pilpres 2024. 

"Walau sudah menang, legitimasi Prabowo belum kuat-kuat amat. Kemenangannya hanya 58 persen. Artinya ada 40 persen lebih yang tidak memilih atau tidak mendukungnya," kata Asrinaldi, Senin (22/4/2024). 

Baca Juga

Asrinaldi menilai Prabowo akan sibuk menjalin komunikasi dengan pimpinan-pimpinan partai yang kalah atau di luar Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk mau bergabung ke dalam pemerintahannya. Menurutnya, yang paling getol didekati Prabowo adalah Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. 

Asrinaldi menilai, keberhasilan mengajak PDIP berkoalisi akan membuat Prabowo terlepas dari pengaruh kuat Presiden Joko Widodo. Dengan kata lain, Prabowo bisa lepas dari bayang-bayang Jokowi dengan merangkul Megawati dan PDIP.